Agam (KabaSurau): Yayasan Ali bin abi thalib di kabupaten Agam, tepatnya di jorong Koto nan gadang, nagari Kamang hilia, kecamatan Kamang magek, meresmikan mushollah yang dibangun 6 bulan lalu di lingkungan Pondok pesantren (Ponpes) tahfiz putri Fatimah, Ahad (11/7/2021).
Mushollah yang dibangun di atas tanah wakaf seluas 7000 meter persegi (m2) ini, menghabiskan biaya sebesar kurang lebih Rp 1 Miliar, berasal dari donasi muhsinin, dengan luas bangunan 350 m2.
Acara peresmian di isi dengan tausiah agama oleh pembina Yayasan Ali bin abi thalib, yakni Buya Muhammad elvi syam dan Buya Asmon nurijal, serta pada kesempatan itu hadir ustadz Ahmad Jundi, ustadz Hafzan, para tokoh masyarakat setempat dan para orang tua atau wali santriwati.
Sebelum tausiah dimulai, Mudir pondok yakni Buya Ahmad danil menjelaskan perkembangan ponpes yang telah beroperasi kurang lebih setahun kepada para tamu undangan.
“Perjalanan pondok ini masih baru, kami mengharapkan bimbingan dan arahan, kelak dari tempat ini diharapkan akan muncul orang tua yang akan membentuk generasi mulia,” ungkap Buya Ahmad danil dalam pemaparannya.
Diungkapkan Buya Ahmad danil, Hingga saat ini jumlah santriwati pondok tahfiz Fatimah sebanyak 58 orang, terdiri dari 20 orang kelas dua dan 38 orang kelas satu. Dikatakan Buya Ahmad danil, para santriwati berasal dari berbagai daerah, dimana daerah yang paling jauh berasal dari Panyabungan, Sumatera Utara dan Ternate.
Kemudian dalam tausiah sesi pertama, di sampaikan oleh Buya Muhammad elvi syam. Ia memberikan motivasi kepada para tamu undangan, bagaimana biaya pengelolaan ponpes berasal dari muhsinin, dan mengajak masyarakat berpartisipasi di dalamnya.
“Mari kita sokong anak kita setelah disini, mari kita motivasi sudah berapa hafalan nya, semoga tujuan hafalan 30 Juz tercapai,” ungkap Buya Elvi dalam ceramahnya.
Selanjutnya, tausiah sesi ke dua disampaikan Buya Asmon nurijal selaku pembina Yayasan Ali bin abi thalib. Buya Asmon menjelaskan keutamaan memasukkan anak ke ponpes dan memghafal Al qur’an.
“Ada pandangan sinis terhadap orang yang belajar agama atau belajar Al qur’an, sebab kebanyakan orang berpandangan tamat pondok nanti bekerja dimana dan bergaji berapa,” ungkapnya.
Buya Asmon menjelaskan, bahwa pandangan tersebut harus diluruskan, sebab orang yang mengajarkan Al qur’an mendapat kemuliaan. Ia mengajak para hadirin memberikan perlakuan yang terbaik pada pengajar Al quran bukan terbalik.
Kegiatan ditutup dengan shalat zuhur berjamaah dan dilanjutkan makan bersama. Semoga melalui kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk Yayasan Ali bin Abi thalib dalam membentuk generasi penghafal Al qur’an kelak.