Dialog publik pembahasan menangkal paham radikalisme bersama ustadz Taufik zulfahmi dan Kanit Intelkam Polda Sumbar, Kompol Jon hendri, dipandu langsung ustadz Ridho handika. (Foto: Diky)

Padang (KabaSurau): Menyikapi bahaya paham terorisme, radikalisme dan intoleransi, Kepala unit (Kanit) intelkam Polda Sumbar, Kompol Jon Hendri, mengingatkan masyarakat dalam program dialog publik yang ditayangkan Surau televisi (Surau tv), direkam secara langsung, Selasa (18/8/2021).

Program dialog Publik di Surau tv merupakan sarana sosialisasi kebijakan dan informasi dari instansi pemerintah dan swasta. Mengupas secara mendalam suatu isu dengan harapan pemirsa benar-benar paham apa yang di sampaikan narasumber.

Dalam dialog kali ini, selain menghadirkan Kanit Intelkam Polda Sumbar, juga turut serta Ustadz Taufik Zulfahmi, penghulu KUA Padang utara yang akan menjelaskan bagaimana sikap dalam menangkal rdikalisme, Kemudian dialog dipandu oleh Ustadz Ridho handika.

Dalam arahannya sebelum pembahasan inti, Kompol Jon hendri menyampaikan melalui program ini, diharapkan bisa mencerahkan masyarakat minang, bagaimana sikap kita dalam menangkal radikalisme.

“Kami yakin dan percaya ustadz memiliki pemahaman yang bagus dalam pembahasan ini, semoga dapat mencerahkan masyarakat kita,” ungkapnya.

Rekaman program dialog publik bersama Kanit Intel Polda Sumbar.

Dalam pembahasan tema ini, Ustadz Taufik menyampaikan bahaya radikalisme, diawali dengan membacakan sebuah hadist diriwayatkan bukhori dan muslim, berkaitan dengan akhir zaman.

“Kelak akan ada di akhir zaman, di dalam riwayat lain, sampai-sampai setiap kaum mereka akan keluar, dalam riwayat ibnu umar rasulullah mengulang hingga 20 kali, setiap dia keluar maka tidak akan habis hingga akhir zaman,” terangnya.

Kemudian melalui hadis tersebut ia menyampaikan ciri-ciri mereka, seperti mereka masih muda, Jika dilihat memang objek mereka golongan muda, mereka juga membacakan ayat- ayat Al qur’an, Kemudian mereka bodoh dan memiliki impian yang palsu, selanjutnya mereka rajin membaca Al qur’an  atau secara ibadah kuat namun tidak sampai dalam hati mereka, iman mereka tidak akan sampai tenggorokan.

“Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari busurnya, mereka membunuh orang-orang islam dan mudah mengkafirkan,” lanjutnya.

Jika seseorang telah dikeluarkan dari agama, maka mereka menghalalkan darah seseorang karena telah dikafirlan. Mereka beralasan dengan sebuah ayat barang siapa yang tidak berhukum dengan hukum islam maka ia kafir.

“Bagaimana kita memahami ayat ini? kafir yg dimaksud dalam tafsir ibnu katsir ialah kufur terhadap nikmat,” ungkapnya.

Di akhir sesi pemaparannya, Ustadz Taufiq bercerita membagikan pengalamannya, sebab ia pernah terpapar dengan pemahaman ini.

“Diwaktu muda kita, merasa ini perjuangan yang mulia, kita bisa beraksi, saya pernah berpahaman selama lebih kurang 6 tahun,” kenangnya.

Selama perjalanan, ia menuturkan melalui bacaan dan literasi baru memahami pemahaman yang diyakini selama ini salah.

“pemahaman radikal ini ada teman saya mereka menikah tanpa wali nikah, mereka berkumpul sendiri, ini telah jatuh kedalam zina,” Terangnya.

Dialog publik dalam rangka menangkal paham radikalisme, disampaikan Ustad Taufik Zulfahmi dan diikuti Kanit Intelkam Polda Sumbar, Kompol Jon hendri. (Foto: Diky)

Dalam pemahaman yang sudah mulai tercerahkan, ia membuat selebaran yang membantah pemahaman tersebut sehingga akhirnya ia dikeluarkan oleh pimpinannya.

Ustadz Taufik berpesan kepada para pemuda untuk mencari teman yang memiliki pemahaman agama yang benar. Kemudian mencari guru agama yang berpaham lurus sesuai Al quran dan sunnah.

“Dengan ilmu lah kita bisa mencerahkan kaula muda,” tutupnya.

Kompol Jon hendri mengapresiasi ustadz bisa keluar dari pemahaman radikal ini. juga berpesan diakhir acara, untuk menciptakan kondisi kondusif.

“mari kita jalin rasa persatuan dan persaudaraan sehingga terwujud NKRI harga mati, sehingga tidak ada anti pemerintah dan pancasila. Kita jauhi pemahaman radikalisme dan intoleransi,” ajaknya.

Reporter: Syaugi