Bolehkah Masuk Makkah Selain Ihram?

Syarah Shahih Muslim Kitab Haji
Bab: Boleh nya masuk Makkah selain Ihram

كِتَابٌ : الْحَجُّ. | بَابٌ : جَوَازُ دُخُولِ مَكَّةَ بِغَيْرِ إِحْرَامٍ.

1357 ( 450 ) حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ الْقَعْنَبِيُّ ، وَيَحْيَى بْنُ يَحْيَى ، وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ ، أَمَّا الْقَعْنَبِيُّ فَقَالَ : قَرَأْتُ عَلَى مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ ، وَأَمَّا قُتَيْبَةُ، فَقَالَ : حَدَّثَنَا مَالِكٌ، وَقَالَ يَحْيَى : وَاللَّفْظُ لَهُ، قُلْتُ لِمَالِكٍ : أَحَدَّثَكَ ابْنُ شِهَابٍ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ عَامَ الْفَتْحِ، وَعَلَى رَأْسِهِ مِغْفَرٌ ، فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَهُ رَجُلٌ، فَقَالَ : ابْنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ، فَقَالَ : ” اقْتُلُوهُ “. ؟ فَقَالَ مَالِكٌ : نَعَمْ.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi, Yahya bin Yahya dan Qutaibah bin Sa’id. Adapun Al Qa’nabi, maka ia berkata saya telah membacakan kepada Malik bin Anas. Adapun Qutaibah, maka ia berkata, Telah menceritakan kepada kami Malik dan Yahya berkata dengan lafazh juga darinya, saya bertanya kepada Malik, “Apakah Ibnu Syihab telah menceritakan kepadamu dari Anas bin Malik bahwa Nabi ﷺ masuk ke dalam kota Makkah pada tahun Penaklukan kota Makkah, sementara di atas kepala beliau terdapat getah pohon. Dan ketika beliau melepaskannya, tiba-tiba beliau didatangi seorang laki-laki (kata Ibnu Khathal) yang bergantung dengan satir (kelambu) Ka’bah, sehingga beliau pun bersabda, ‘Bunuhlah ia.'” Maka Malik kemudian menjawab, “Ya.”

1358 ( 451 ) حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ ، وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ الثَّقَفِيُّ ، وَقَالَ يَحْيَى : أَخْبَرَنَا، وَقَالَ قُتَيْبَةُ : حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمَّارٍ الدُّهْنِيُّ ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ، وَقَالَ قُتَيْبَةُ : دَخَلَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ بِغَيْرِ إِحْرَامٍ. وَفِي رِوَايَةِ قُتَيْبَةَ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ.
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi dan Qutaibah bin Sa’id Ats Tsaqafi. Yahya berkata telah mengabarkan kepada kami, sementara Qutaibah berkata telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah bin Ammar Ad Duhni dari Abu Zubair dari Jabir bin Abdullah Al Anshari bahwa Rasulullah ﷺ masuk ke kota Makkah. Qutaibah berkata Beliau masuk pada hari Fathu Makkah dengan memakai surban hitam tanpa ihram. Dan di dalam riwayatnya Qutaibah, ia berkata Telah menceritakan kepada kami Abu Zubair, dari Jabir.

(… ) حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَكِيمٍ الْأَوْدِيُّ ، أَخْبَرَنَا شَرِيكٌ ، عَنْ عَمَّارٍ الدُّهْنِيِّ ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ.
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hakim Al Audi telah mengabarkan kepada kami Syarik dari Ammar Ad Duhni dari Abu Zubair dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi ﷺ masuk pada hari Fathu Makkah dengan memakai surban hitam.

1359 ( 452 ) حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ ، قَالَا : أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ ، عَنْ مُسَاوِرٍ الْوَرَّاقِ ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ النَّاسَ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ.
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Ishaq bin Ibrahim keduanya berkata, telah mengabarkan kepada kami Waki’ dari Musawir Al Warraq dari Ja’far bin Amru bin Huraits dari bapaknya bahwa Rasulullah ﷺ menyampaikan khutbah di hadapan orang banyak dengan mengenakan surban hitam.

1359 ( 453 ) وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، وَالْحَسَنُ الْحُلْوَانِيُّ ، قَالَا : حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ ، عَنْ مُسَاوِرٍ الْوَرَّاقِ ، قَالَ : حَدَّثَنِي، وَفِي رِوَايَةِ الْحُلْوَانِيِّ، قَالَ : سَمِعْتُ جَعْفَرَ بْنَ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ قَدْ أَرْخَى طَرَفَيْهَا بَيْنَ كَتِفَيْهِ، وَلَمْ يَقُلْ أَبُو بَكْرٍ : عَلَى الْمِنْبَرِ.

Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Al Hasan Al Hulwani keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Musawir Al Warraq ia berkata, telah menceritakan kepadaku. Sementara di dalam riwayat Al Hulwani ia berkata, saya mendengar Ja’far bin Amru bin Huraits dari bapaknya ia berkata, “Sepertinya aku melihat Rasulullah ﷺ di atas mimbar dengan mengenakan surban hitam yang kedua ujungnya telah beliau turunkan di antara kedua pundak.” Sementara Abu Bakr tidak menyebutkan, “Di atas mimbar.”

Syarah:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ عَامَ الْفَتْحِ، وَعَلَى رَأْسِهِ مِغْفَرٌ.
Nabi ﷺ masuk ke dalam kota Makkah pada tahun penaklukan kota Makkah sementara di atas kepada beliau terdapat getah pohon.

Dalam riwayat yang lainnya, وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ بِغَيْرِ إِحْرَامٍ. Beliau masuk pada hari Fathu Makkah dengan memakai surban hitam tanpa ihram.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ النَّاسَ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ.
Rasulullah ﷺ menyampaikan khutbah di hadapan orang banyak dengan mengenakan surban hitam.beliau berkhotbah didepan pintu ka’bah.

Hadist ini menunjukkan bahwa bolehnya masuk ke kota Makkah selain orang yang muhrim (yang sedang ihram) atau orang yang sedang manasik (haji). Apakah ia masuk ke kota Makkah ingin mengambil kayu bakar, rumput-rumput, kemudian ingin berdagang dan lain-lain. Ini adalah pendapat yang pertama yang berpendapat dengan nya mazhab asy-syafi’i.

Pendapat yang kedua, tidak boleh memasukinya kecuali bagi orang-orang yang ihram. Ini pendapat qodhi iyyadh dan yang lainnya dari para ulama.

فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَهُ رَجُلٌ، فَقَالَ : ابْنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ، فَقَالَ : ” اقْتُلُوهُ “.
tiba-tiba beliau didatangi seorang laki-laki (kata Ibnu Khathal) yang bergantung dengan satir (kelambu) Ka’bah, sehingga beliau pun bersabda, “Bunuhlah ia.”

Ulama mengatakan: bahwasanya ia dibunuh karena telah murtad dari agama Islam dan telah membunuh seorang muslim yang telah melayaninya, ia telah menfitnah nabi ﷺ dan juga mencelanya. Kemudian ia memiliki dua budak perempuan yang menyanyikan hinaan kepada nabi ﷺ dan kaum muslimin.

Apabila dikatakan: di dalam hadist yang lainnya, barang siapa yang telah masuk masjid maka dia telah aman. Bagaimana ia dibunuh sedangkan dia bergantung dikain ka’bah?
Jawabnya adalah, bahwasanya dia tidak termasuk dari orang yang dijaga keamanannya karena telah murtad dan membunuh seorang muslim dan yang lainnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Hadist ini merupakan hujjah bagi imam Malik dan Asy syafi’i dalam boleh nya menegakkan hukuman dan Qishosh di tanah haram Makkah. Abu Hanifah mengatakan tidak boleh. Beliau mengatakan bahwasanya ia dibunuh ketika waktu yang diperbolehkan untuknya. Kami katakan bahwasanya itu terjadi ketika waktu yang diperbolehkan yaitu ketika masuk sampai penguasaan kota Makkah dan para penghuni nya telah ditundukkan. Sesungguhnya Ibnu khattal dibunuh setelah itu. Wallahu A’lam.


Nama Ibnu khattal adalah Abdul uzza, ada yang mengatakan namanya Muhammad bin Ishaq, dan ada juga yang mengatakan namanya adalah Abdullah. Ada yang mengatakan namanya adalah gholib bin abdillah. Ahli sejarah mengatakan namanya adalah salah bin harist. Wallahu A’lam.

قَرَأْتُ عَلَى مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ.
Saya telah membacakan kepada Malik bin Anas.
Mayoritas ulama dari kalangan hadist, fiqih dan usul mengatakan: bolehnya mengatakan “iya” Dan tidak disyaratkan harus mengatakan sesuatu. Akan tetapi tetap sah mendengarkan ke Syaikh(guru) walau Syekh tersebut hanya diam saja.

وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ.
Di hadapan orang banyak dengan mengenakan surban hitam.
Hadist ini menunjukkan boleh nya memakai pakaian warna hitam.


أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ النَّاسَ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ.
Rasulullah ﷺ menyampaikan khutbah di hadapan orang banyak dengan mengenakan surban hitam. Disini boleh nya memakai pakaian warna hitam dalam berkhotbah, akan tetapi menggunakan pakaian putih lebih utama, sebagaimana dalam hadist yang shohih “Sebaik-baik pakaian kalian adalah pakaian putih,” wallahu A’lam.


كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ قَدْ أَرْخَى طَرَفَيْهَا بَيْنَ كَتِفَيْهِ.
“Sepertinya aku melihat Rasulullah ﷺ di atas mimbar dengan mengenakan surban hitam yang kedua ujungnya telah beliau turunkan di antara kedua pundak.” wallahu A’lam.

===========================

Di Syarah dari Kitab Syarah Shahih Muslim Al Minhaj Fiisyarhi Imam Muslim bersama Buya Muhammad Elvi syam Lc. MA. Kajian Hari Senin 22 November 2021 di Masjid Al-Hakim.

Penulis: Rahamat Ridho, S. Ag | Editor: Sy