Mengapa Kita Harus Mengenal Nawaqidul Islam?
Pengenalah kita terhadap Nawaqidul islam(pembatal-pembatal islam) bukan untuk menilai orang lain dan bukan untuk mengeluarkan seseorang dari agama Islam, akan tetapi kita mengenalnya untuk diri kita sendiri. Jangan sampai kita terjerumus kedalam perkara-perkara tersebut, yang mana boleh jadi bisa mengeluarkan kita dari agama Islam.
Lalu, apa dalil nya yang mengatakan perkataan “… Barangsiapa yang membenci satu saja atau sebagian kecil dari apa yang telah dibawa oleh Nabi ﷺ walaupun ia telah mengamalkan.
Firman Allah Subhanahu wa ta’la :
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَـٰلَهُمْ
Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.(Surat Muhammad (47) Ayat 9)
Sesungguhnya mereka itu membenci, apa yang mereka benci … ?!
Yaitu apa-apa yang telah diturunkan Allah baik itu Al-Quran dan Sunnah. Lalu apa akibatnya ketika mereka benci apa yang telah diturunkan Allah..?!
Akibatnya adalah Allah menggugurkan pahala-pahala mereka atau Allah membatalkan amalan-amalan nya.
Maka ayat yang mulia ini menunjukkan bahwasanya membenci sedikit saja dari apa yang telah dibawa oleh Rasulullah ﷺ bisa mengakibatkan seseorang keluar dari agama islam. Dan perbuatan tersebut bisa mengugugurkan amalan yang pernah dilakukannya. Karena pokok-pokok keimanan yang telah kita ketahui ada (6)enam :
1). Yang pertama, Beriman kepada Allah.
2). Yang kedua, beriman kepada malaikat-malaikat-Nya.
3). Beriman kepada Kitab-kitab-Nya.
4). Beriman Rasul-rasul-Nya.
5). Beriman kepada Hari Akhir.
6). Beriman kepada takdir yang baik dan buruk.
Lalu, siapa yang mengurangi sedikit saja dari bagian pokok-pokok keimanan ini maka ia bukan dari orang-orang yang beriman. Kalau ada seorang yang mengurangi rukun iman ini maka ia bukan orang-orang yang beriman. Benci dan tidak menyukai akan apa yang Allah turunkan. Meliputi Al-Quran dan sunnah Rasulullah ﷺ. Karena apa yang telah diturunkan Allah Subhanahu wa ta’la ada dua :
Yang pertama adalah Al-Quran. Yang ia adalah wahyu pertama dan ia adalah sumber pertama dari sumber-sumber islam.
Yang kedua adalah As-sunnah. Yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ, dan ia adalah wahyu dari Allah Subhanahu wa ta’la.
Lalu mana dalilnya…??! !
Firman Allah Subhanahu wa ta’la dalam surah An-najam ayat 3-4 :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى – ٣
dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya.
اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ – ٤
Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),
Dan Allah Subhanahu wa ta’la juga berfirman dalam surah Al hasyr ayat 7 :
….وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ ….
….Apa yang dibawa Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah…
As-Sunnah merupakan wahyu yang kedua dan sumber islam yang kedua.
Imam Asy-Syafi’i juga mengatakan ketika firman Allah Subhanahu wa ta’la :
وَأَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ…
Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu,
Telah aku dengar orang yang terpercayai didalam tafsir al-Qur’an bahwa yang dimaksud dengan hikmah adalah As-sunnah.
Sebagai mana Allah Subhanahu wa ta’la telah menurunkan Al-Quran, Allah Subhanahu wa ta’la juga yang menurunkan As-sunnah.
Maka yahya Ibnu Katsir mengatakan bahwa Jibril membawa sunnah, menurunkan sunnah dari Allah sebagaimana menurunkan Al-Quran kepada Nabi Kita Nabi Muhammad ﷺ.
Wallahu A’lam
===========================
Penulis: Ustadz Rahmat Ridho, S. Ag | Editor: Resma