Kajian Syarh Shohih Muslim
Kitab : Wasiat
Bab : Wasiat dengan Sepertiga(Bagian Kedua)
عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ عَادَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ مِنْ وَجَعٍ أَشْفَيْتُ مِنْهُ عَلَى الْمَوْتِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ بَلَغَنِي مَا تَرَى مِنْ الْوَجَعِ وَأَنَا ذُو مَالٍ وَلَا يَرِثُنِي إِلَّا ابْنَةٌ لِي وَاحِدَةٌ أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثَيْ مَالِي قَالَ لَا قَالَ قُلْتُ أَفَأَتَصَدَّقُ بِشَطْرِهِ قَالَ لَا الثُّلُثُ وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ وَلَسْتَ تُنْفِقُ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ بِهَا حَتَّى اللُّقْمَةُ تَجْعَلُهَا فِي فِي امْرَأَتِكَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُخَلَّفُ بَعْدَ أَصْحَابِي قَالَ إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ فَتَعْمَلَ عَمَلًا تَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً وَلَعَلَّكَ تُخَلَّفُ حَتَّى يُنْفَعَ بِكَ أَقْوَامٌ وَيُضَرَّ بِكَ آخَرُونَ اللَّهُمَّ أَمْضِ لِأَصْحَابِي هِجْرَتَهُمْ وَلَا تَرُدَّهُمْ عَلَى أَعْقَابِهِمْ لَكِنْ الْبَائِسُ سَعْدُ بْنُ خَوْلَةَ قَالَ رَثَى لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَنْ تُوُفِّيَ بِمَكَّةَ.
Dari ‘Amir bin Sa’d dari Ayahnya dia berkata, “Pada saat haji wada’, Rasulullah ﷺ datang menjengukku yang sedang terbaring sakit, lalu saya berkata, “Wahai Rasulullah, keadaan saya semakin parah seperti yang telah Anda lihat saat ini, sedangkan saya adalah orang yang memiliki banyak harta, dan saya hanya memiliki seorang anak perempuan yang akan mewarisi harta peninggalan saya, maka bolehkah saya menyedekahkan dua pertiga dari harta saya?” beliau bersabda, “Jangan.” Saya bertanya lagi, “Bagaimana jika setengahnya?” beliau menjawab, “Jangan, tapi sedekahkanlah sepertiganya saja, dan sepertiganya pun sudah banyak.
Sebenarnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan yang serba kekurangan dan meminta minta kepada orang lain. Tidakkah Kamu menafkahkan suatu nafkah dengan tujuan untuk mencari ridha Allah, melainkan kamu akan mendapatkan pahala karena pemberianmu itu, hingga sesuap makanan yang kamu suguhkan ke mulut istrimu juga merupakan sedekah darimu.” Sa’ad berkata, “Saya bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah saya masih tetap hidup, sesudah teman-teman saya meninggal dunia?” beliau menjawab, “Sesungguhnya kamu tidak akan panjang umur kemudian kamu mengerjakan suatu amalan dengan tujuan untuk mencari ridha Allah, kecuali dengan amalan itu derajatmu akan semakin bertambah, semoga kamu dipanjangkan umurmu sehingga kaum muslimin mendapatkan manfaat darimu dan orang-orang menderita kerugian karenamu. Ya Allah… sempurnakanlah hijrah para sahabatku dan janganlah kamu kembalikan mereka kepada kekufuran, akan tetapi alangkah kasihannya Sa’d bin Khaulah.” Sa’d berkata, “Kemudian Rasulullah ﷺ mendoakannya agar ia meninggal di kota Makah.”
Faidah Hadist :
1). Wasiat dijalankan/dikerjakan setelah wafat nya orang yang memberi wasiat.
2). Orang yang sehat boleh bersedekah dengan seluruh hartanya, sebagaimana abu bakar Ash-Shiddiq radhiallahu anhu diperang tabuk.para ulama mengatakan apabila orang tersebut masih memiliki pemasukan yang tetap.apabila tidak ada pemasukan, maka tidak boleh dia bersedekah dengan seluruh hartanya.
3). Jika kamu tinggalkan keluargamu dalam keadaan baik -atau sabdanya- kaya, itu lebih baik daripada kamu tinggalkan mereka meminta-minta kepada orang banyak dan menadahkan tangannya.
4). Dorongan menjalin hubungan silaturahim dan berbuat baik kepada karib kerabat dan kasih sayang kepada ahli waris.
5). Berbuat baik kepada karib kerabat terdekat lebih utama daripada yang jauh.
6). Sebagian ulama mengatakan Lebih baik kaya daripada miskin.yaitu kaya yang menunaikan hak² Allah, yaitu dengan menunaikan zakat mal.
7). Anjuran mengeluarkan harta didalam hal-hal yang baik.
8). Dan amalan itu tergantung dengan niat, karena seseorang akan dibalas sesuai dengan ia telah dia niatkan.
9). Memberikan nafkah diganjar dengan pahala apabila diniatkan wajah Allah.
10). Perbuatan yang mubah bisa menjadi ibadah apabila diniatkan dengan ketaatan kepada Allah.
حَتَّى اللُّقْمَةُ تَجْعَلُهَا فِي فِي امْرَأَتِكَ.
hingga sesuap makanan yang kamu suguhkan ke mulut istrimu juga merupakan sedekah darimu.
11). Istri itu merupakan syahwatnya suami dan begitu juga dengan sebaliknya.
12). Bolehnya seseorang bersenang-senang dengan yang mubah.
13). Seorang yang makan diniatkan agar kuat didalam menjalani ketaatan kepada Allah maka dia berpahala dan ibadah.dengan niat untuk ketaatan kepada Allah.
14). Keutamaan memiliki umur yang panjang yang apabila untuk menambah amalan sholeh kepada Allah.
15). Sesuatu yang telah kita tinggalkan karena Allah maka tidak boleh kita ambil lagi.seorang yang telah hijrah dari Negri kafir maka tidak boleh ia kembali tinggal di negri tersebut.
16). Hendaknya untuk diniatkan selalu mendapatkan wajah Allah didalam setiap amalan.
17). Hadist ini merupakan mukjizat nabi ﷺ, sa’ad tetap hidup sampai fathul Iraq, kaum muslimin mendapatkan manfaat dari Sa’ad dari agama dan dunianya.sedangkan orang-orang kafir mendapatkan mudhorot baik agama dan dunia nya.
اللَّهُمَّ أَمْضِ لِأَصْحَابِي هِجْرَتَهُمْ وَلَا تَرُدَّهُمْ عَلَى أَعْقَابِهِمْ.
Ya Allah… sempurnakanlah hijrah para sahabatku dan janganlah kamu kembalikan mereka kepada kekufuran
18). Qodhi iyyadh berkata Seorang yang tinggal dinegeri yang ia hijrah darinya merupakan keburukan.
Baca Juga : Wasiat Dengan Sepertiga (Bagian Pertama)
===========================
Sumber: “Al-Minhaj Syarhu Shohih Muslim ibni Al-Hajjaj” (المنهاج شرح صحيح مسلم بن الحجاح) Karya Imam Nawawi رحمه الله تعالى.
Penulis: Ustadz Rahmat Ridho, S. Ag | Editor: Resma