Kajian Syarh Shohih Muslim
Kitab : Wasiat
Bab : Sampainya Pahala Sedekah Kepada Si Mayit


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَبِي مَاتَ وَتَرَكَ مَالًا وَلَمْ يُوصِ فَهَلْ يُكَفِّرُ عَنْهُ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهُ قَالَ نَعَمْ.

Dari Abu Hurairah, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi ﷺ, “Ayahku telah meninggal dunia dan meninggalkan harta, namun dia tidak memberi wasiat terhadap harta yang ditinggalkannya, dapatkah harta itu menghapus dosa-dosanya jika harta tersebut saya sedekahkan atas namanya?” beliau menjawab, “Ya.”

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَإِنِّي أَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ فَلِي أَجْرٌ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ.

Dari ‘Aisyah, Bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi ﷺ, “Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara tiba-tiba(mendadak). Sekiranya ia dapat berbicara, pasti ia akan bersedekah. Apakah aku akan mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas namanya?” Beliau menjawab, “Tentu.”

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَلَمْ تُوصِ وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ أَفَلَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ.

Dari ‘Aisyah, bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia dan belum berwasiat sesuatupun, saya kira jika dia dapat bicara (ketika masih hidup) dia akan bersedekah, apakah dia mendapatkan pahala jika saya bersedekah atas namanya?” beliau bersabda, “Ya.”

Faidah Hadist :

1). Bolehnya bersedekah orang hidup atas nama si mayit dan pahalanya sampai kepada si mayit.

2). Dan pahala nya juga didapatkan bagi orang yang menyalurkan bersedekah nya.

3). Dan bersedekah nya orang yang hidup atas nama si mayit dapat menghapuskan dosa-dosa nya si mayit.

4). Semangat nya orang tua didalam ibadah sehingga anak tahu bagaimana semangat nya orangtua lalu melanjutkan ibadah sedekah untuk orang tuanya.

5). Dianjurkan sedekah atas nama si mayit karena pahala sampai kepada si mayit.

6). Boleh nya seorang bagi-bagi makanan atas nama si mayit.

7). Apabila si mayit memiliki hutang dan dia tidak memiliki harta warisan maka boleh bagi orang lain untuk membayarkan hutangnya.

8).وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَـٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,(Surat An-Najm (53) Ayat 39).
Seorang yang meninggal sejati nya tidak bisa beramal atau menambah amalannya secara umum.maka Hadist ini sebagai menjelaskan secara rinciannya.

9). Tidak wajib bagi ahli waris berdekah kan harta si mayit, sunnah hukum nya.

10). Hutang si mayit harus didahulukan pembayarannya sebelum membagikan harta warisan.

11). Seorang yang menunggu keberangkatan haji.Tiba-tiba meninggal, maka hendaknya diqodho hajinya

12). Jangan bermudah-mudah untuk berhutang,bahkan Nabi ﷺ tidak mensholatkan mayit yang memiliki hutang.

===========================


Sumber: “Al-Minhaj Syarhu Shohih Muslim ibni Al-Hajjaj” (المنهاج شرح صحيح مسلم بن الحجاح) Karya Imam Nawawi رحمه الله تعالى.

Penulis: Ustadz Rahmat Ridho, S. Ag | Editor: Resma