Pembagian Hidayah
Para pembaca yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala…
Hidayah itu ada 2 jenis :
1). Hidayah Taufik
2). Hidayah Irsyad
Hidayah yang Pertama adalah Hidayah Taufik
Hidayah yang pertama adalah Hidayah taufik. Yaitu Kita diberikan petunjuk taufik keimanan. Dimana Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan hidayah itu seorang hamba dan menganugerahkannya.
Hidayah ini khusus untuk Allah Subhanahu wa ta’ala dan tidak ada seorang pun dari makhluk yang bisa menganugerahkannya kepada orang lain.
karena ini merupakan kekhususan Allah subhanahu wa ta’ala sampai para Nabi dan Rasulpun tidak mampu memberikan kepada orang yang dicintainya.
Nabi Nuh ‘alaihi salam dia tidak bisa memberikan hidayah kepada Anaknya dia tidak bisa memberikan hidayah kepada istrinya. Nabi luth ‘alaihi salam tidak mampu memberikan hidayah kepada istrinya.
Sehingga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan perumpamaan :
ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍۢ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍۢ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَـٰلِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًۭٔا وَقِيلَ ٱدْخُلَا ٱلنَّارَ مَعَ ٱلدَّٰخِلِينَ
“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”.(Surat At-Tahrim (66) Ayat 10)
Para nabi tidak bisa memberikan hidayah taufik. Begitu juga Rasulullah ﷺ juga tidak bisa memberikan hidayah kepada pamannya yang betul-betul tahu persis bagaimana kebenaran agama Rasulullah ﷺ.
Ketika diawal turunnya wahyu dan dia mengetahui apa yang dibawa oleh nabi ﷺ ini adalah benar. Dia perintahkan keponakannya untuk berdakwah dan dia siap untuk membela. Dia berhadapan dengan orang-orang kuffar quraisy yang ingin menyakiti dan ingin menganggu keponakannya. Dia ada dan berada di barisan terdepan.
Kalau kita pikir sangat mudah sekali dia untuk mendapatkan hidayah. Namun, hidayah itu ditangan Allahﷻ. Dipenghujung kehidupannya datang nabi ﷺ sebagaimana hadist yang dikeluarkan oleh Bukhori dan muslim.
لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِى أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – لأَبِى طَالِبٍ « يَا عَمِّ ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ » . فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ ، أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ ، وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ ، حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ، وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
“Ketika Abu Thalib hendak meninggal dunia, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya. Di sisi Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan ‘Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Thalib, “Wahai pamanku! Katakanlah ‘laa ilaaha illallah’, suatu kalimat yang dapat aku jadikan sebagai hujjah (argumentasi) untuk membelamu di sisi Allah”.
Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata, “Apakah Engkau membenci agama Abdul Muthallib?” Maka Rasulullah terus-menerus mengulang perkataannya tersebut, sampai Abu Thalib akhirnya tidak mau mengucapkannya. Dia tetap berada di atas agama Abdul Muthallib dan enggan untuk mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’.”
Subhanallah, orang yang sudah mengetahui kebenaran. Persis mengetahui ajaran agama Islam. Kalau bukan karena ilmu pengetahuan nya akan kebenaran agama Islam, maka tidak mungkin dia bela dengan mati-matian.
Di waktu Rasulullah ﷺ dan para Sahabat radhiallahu ‘anhu dan termasuk bani Hasyim yang tergabung didalam pemboikotan. Setiap malam abu Thalib memindahkan posisi Rasulullah ﷺ agar tidak diketahui oleh kafir quraisy.susah dan sulit untuk apa ia lakukan itu ?? karena dia ingin membela kebenaran yang ada di keponakannya.namun, hidayah itu ditangan Allah ﷻ.
Barangsiapa yang Allah ﷻ berikan hidayah, tidak ada satu yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang telah disesatkan Allah ﷻ maka tidak ada satu pun yang bisa memberinya hidayah.
Allah ﷻ berfirman :
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًۭا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ
“Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim”. (Surat At-Tahrim (66) Ayat 11)
Di tengah-tengah rumah kafir, rumah fir’aun.orang yang terdekat dengan fir’aun.yaitu istri fir’aun, ia beriman kepada Allah ﷻ. Ketika Allah ﷻ memberikan keimanan tidak ada satu pun yang bisa menahannya.
inilah yang dikatakan oleh Allah ﷻ :
إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah(petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah(petunjuk) kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.(Surat Al-Qashash (28) Ayat 56)
Ada satu kisah, pada zaman nabi ﷺ, ada tetangga beliau Yahudi yang dia sakit lalu dikunjungi oleh Rasulullah ﷺ. lalu nabi ﷺ berkata kepadanya : masuklah engkau kedalam agama islam. Lalu dia melihat kepada bapaknya, seakan-akan dia ingin minta izin kepada bapaknya.
bapaknya mengatakan : taatilah Abal qosim(yaitu nabi Muhammad ﷺ) akhir nya dia masuk agama Islam lalu subhanallah, Allah ﷻ mencabut nyawanya.apa yang dikatakan Nabi ﷺ…?!
الحمدلله الذي أنقذه من النار.
“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan nya dari api neraka”.
Dan kisah ini pun mungkin banyak. Diantaranya pernah seseorang yang berasal dari negara Philipina. Dan dia bekerja di Arab Saudi, dan dia sakit dan masuk rumah sakit datang dari beberapa orang dari Islamic center yaitu kantor penerangan islam. Dan mengajak untuk masuk agama islam lalu orang tersebut bersyahadat, dan tidak lama dia bersyahadat dia meninggal dunia.
Dan itu adalah hidayah taufik, hidayah taufik adalah milik Allah ﷻ hanya saja kita berusaha dan juga Allah ﷻ berfirman :
فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَـٰمِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجًۭا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى ٱلسَّمَآءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”.(Surat Al-An’am (6) Ayat 125)
Barangsiapa yang Allah ﷻ menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam dan ini adalah hidayah taufik.
Baca Juga : HIDAYAH ITU MAHAL
BERSAMBUNG…
Penulis: Ustadz Rahmat Ridho, S. Ag