Tafsir Surah Al Ashr


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ



وَالْعَصْرِۙ (١)

Demi masa,(1).


اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ (٢)

Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,(2).


اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)

kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.(3).

Penjelasan :

Allah ﷻ berfirman,


وَالْعَصْرِۙ ١


Demi masa.


اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢


sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian.

Allahﷻ bersumpah dengan Al ‘ashr, apa yang dimaksud dengan Al ‘ashr??
1). Yang pertama, ada yang mengatakan Al ‘ashr disini adalah waktu ashar(akhir siang).karena akhir siang merupakan waktu paling utama.dan sholat ‘ashr juga disebut dengan wustho.sebagaimana Allahﷻ berfirman,


حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ


“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS Al-Baqarah: 238)


2). Yang kedua, maksudnya adalah masa atau zaman.dan ini yang dimaksud kan dalam ayat tersebut. Dan Allahﷻ bersumpah dengan masa(zaman).kenapa Allahﷻ bersumpah demi masa???


Allahﷻ bersumpah dengannya karena masa adalah tempat manusia beramal, tempat dimana manusia akan mendapatkan keberuntungan dan atau akan mendapatkan kerugian.

Dia akan mendapatkan keberuntungan jika dia beramal shalih, beriman, saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Tetapi dia akan mendapatkan kerugian jika dia lalai, tidak beriman, dan tidak beramal shalih

Allahﷻ berfirman,


اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢

Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian.

Pada ayat ini Allah ﷻ benar-benar menekankan bahwasanya seluruh manusia benar-benar dalam kerugiaan. Hal ini dapat dilihat dari tiga bentuk penekanan yang terdapat pada ayat ini,
A).Pertama, qosam(sumpah). Ini menunjukkan penekanan.
B).Kedua, إن artinya sesungguhnya, ini menunjukkan penekanan.
C).Ketiga, Allah menggunakan لَ pada lafadz لَفِي yang dalam bahasa Arab juga berfungsi sebagai alat taukid untuk menekankan sesuatu.

Allahﷻ menjelaskan bahwasanya manusia dalam keadaan merugi, baik merugi didunia maupun diakhirat.


Allahﷻ berfirman,


اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)


kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.(3).

Disini Allah menjelaskan pengecualian dari orang-orang yang merugi. Siapa mereka tersebut??

Allahﷻ menyebutkan 4 sifat mereka,
¹). Yang beriman kepada Allahﷻ.
²). Yang beramal sholeh.
³). Mendakwahkan agama islam.
⁴). Bersabar.

1). Yang beriman kepada Allahﷻ

Beriman kepada Allah ﷻ dengan mengikhlaskan seluruh ibadah kepada Allah ﷻ semata.


أَن تُؤمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَاليَومِ الآخِرِ، وَبِالقَدَرِ خَيرِهِ وَشَرِّهِ.


Rukun iman adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari Akhir, dan engkau beriman terhadap takdir yang baik maupun yang buruk.

Dalil mengenai rukun yang enam ini adalah firman Allahﷻ,


﴿لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ﴾


“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, Malaikat-Malaikat, kitab-kitab, Nabi-Nabi.” (QS. Al-Baqarah [2]: 177)

Rasulullah ﷺ bersabda,


الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ


“Iman itu ada 70 sekian cabang, yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaha illallah, yang paling rendah adalah menghilangkan gangguan dari jalan, dan rasa malu merupakan bagian dari iman.”
(HR Muslim no. 51)

Bagaimana seorang akan beriman kepada Allah?
Maka tentu dia butuh belajar, sehingga dia beriman dengan keimanan yang sempurna tanpa ada keraguan didalamnya.menuntut wajib hukum nya sebagaimana yang disabdakan Rasulullah ﷺ. Dan Rasulullah ﷺ bersabda,


طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَىْ كُلِّ مُسْلِمٍ


Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
(HR. Ibnu Majah)

2). Beramal sholeh

Maksudnya dia mengerjakan amalan-amalan sholeh seperti, sholat, puasa, zakat, berbakti kepada orangtua dan menyambung tali silaturahmi dan berbuat baik kepada orang lain dll.

Dan apa yang dimaksud dengan amalan sholeh itu? Apakah semua amalan itu dikatakan sholeh?
yang dimaksud amalan sholeh itu adalah yang mencakup dua hal,

A). Yang pertama, ikhlas kepada Allahﷻ.
B). Yang kedua, mengikuti tuntunan dari Rasulullah ﷺ.

Maka, amalan yang dikerjakan tidak ada keikhlasan kepada Allahﷻ dan tidak ada tuntunan nya dari Rasulullahﷺ. Maka, amalan tersebut tidak dikatakan dengan amalan sholeh.

Amalan yang dikerjakan tidak ikhlas kepada Allahﷻ maka amalan tersebut ditolak. Dan amalan yang tidak contoh nya/tuntunan nya dari Rasulullahﷺ maka amalan juga ditolak.

3). Saling menasehati didalam kebenaran

Seorang wajib menasehati orang lain didalam kebenaran semampu yang disanggapi dan sesuai dengan kadar ilmu yang dia miliki.misalkan, ketika datang waktu sholat zuhur dia mengajak teman-teman nya untuk pergi ke masjid mengerjakan sholat zuhur berjamaah.

4). Saling mewasiatkan didalam kesabaran

Kesabaran itu ada tiga tingkatan,
¹). Sabar didalam menuntut ilmu.
²). Sabar didalam mengamalkan ilmu.
³). Sabar didalam berdakwah.

Wallahu’alam.

Baca Juga : Pembagian Hidayah

===========================
Sumber: Tafsir juz ‘amma karya Syekh muhammad bin Sholeh Al utsaiminرحمه الله تعالى.

Penulis: Ustadz Rahmat Ridho, S. Ag