TaubatIlustrasi. (Pixabay)

Catatan Iman Kabasurau.co.id kali ini membahas bab kedua Syarah Riyadhus Sholihin, kita menemukan hadits yang menggambarkan betapa pentingnya taubat dan memohon ampun dalam kehidupan kita. Hadits ini menjelaskan bahwa bahkan Nabi Muhammad ﷺ, yang dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah, selalu berusaha memohon ampun-Nya setiap hari. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang pentingnya taubat dalam pandangan Islam, apa yang harus dilakukan untuk bertaubat, dan bagaimana Allah menyambutnya dengan sukacita.

  1. Pentingnya Taubat dalam Islam

۱۳ – وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِوَاللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ((وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً)). (رواه البخاري)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia mengemukakan; Rasulullah ﷺ bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari)

  • Dalam hadits Hadits nomor 13, Nabi Muhammad ﷺ menyatakan bahwa dia memohon ampun dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali sehari. Ini menunjukkan betapa pentingnya taubat dalam Islam.
  • Taubat bukan hanya untuk orang berdosa; itu adalah kewajiban bagi setiap individu. Kita semua harus bertaubat kepada Allah.

  1. Ikhlas dalam Taubat

١٤ – وَعَنِ الْأَغَرِ بْنِ يَسَارِ الْمُرْنِي رَسولَهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: ((يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ، فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ)). (رواه مسلم)

Dari al-Agharr bin Yasar al-Muzani radhiyallahu anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah ﷻ dan mohon ampunlah kepada-Nya. Sesungguhnya aku bertaubat seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim)

  • Hadits nomor 14 mengingatkan kita bahwa taubat harus dilakukan dengan ikhlas, yaitu dengan niat yang tulus untuk kembali kepada Allah.
  • Taubat harus dilakukan hanya kepada Allah, dan tidak ada yang lain yang dapat diandalkan dalam proses ini.

  1. Kesukacitaan Allah dalam Menerima Taubat

١٥ – وَعَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ الْأَنْصَارِي رَمَ اللَّهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُولِ اللهِ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ وَقَدْ أَضَلَّهُ في أَرْضِ فَلَاةٍ)). (متفق عليه) وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: (اللَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِيْنَ يَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَبِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا، وَقَدْ أَيسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ، فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ: اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ، أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ)).

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik al-Anshari radhiyallahu anhu, pembantu/pelayan Rasulullah ﷺ ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah lebih senang menerima taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang hilang di tengah-tengah padang pasir.” (Muttafaq ‘alaih).

  • Hadits nomor 15 menggambarkan Allah sebagai Sang Penerima Taubat yang sangat gembira saat hamba-Nya kembali kepada-Nya.
  • Kita belajar bahwa Allah senang menerima taubat kita dan siap memberikan ampunan meskipun kita pernah melakukan dosa.

  1. Kesimpulan dan Pelajaran

Kesalahan yang tidak disengaja dan keputusasaan yang dihadapi dalam hidup adalah bagian dari ujian manusia.

Taubat adalah kunci untuk mendekati Allah dan memperbaiki diri. Allah senang menerima taubat kita dan memberi kita kesempatan untuk memperbaiki kesalahan kita.

Dalam Syarah Riyadhus Sholihin, kita mendapati pelajaran berharga tentang taubat dan ampunan yang dapat membimbing kita menuju hidup yang lebih baik dan lebih bermakna. Mari kita terus memohon ampun dan bertaubat kepada Allah, dengan keyakinan bahwa Allah senang menerima taubat hamba-Nya dan siap memberikan ampunan kepada kita semua.

Rujukan : Bahjatun Nadzirin Syarah Riyadhus Shalihin (بهجة النا ظرين شرح رياض الصالحين) Karya Syaikh Salim Bin ‘Ied Al-Hilali حفظه الله تعالى.

Artikel ini telah ditulis ulang oleh redaksi Kabasurau.co.id

Penulis: Rahmat Ridho | Editor: Syaugi