Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk baik-buruk dan keseluruhan kepribadian anak-anak mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita bahwa di akhirat nanti, orang tua akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Azza wa Jalla tentang bagaimana mereka telah mendidik anak-anak mereka.
Hadits beliau menyatakan,
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ “
“Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Artinya, setiap anak dilahirkan dalam fitrah Islam, dan peran orang tua sangat menentukan apakah anak akan tumbuh menjadi seorang yang shaleh atau tidak. Dalam hadits lain, Rasulullah mengingatkan bahwa setiap orang, termasuk orang tua, adalah pemelihara, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas pemeliharaannya di akhirat.
Dalam Hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ اْلإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. (HR. al-Bukhari).
Dengan demikian, orang tua memiliki tanggung jawab besar terhadap anak-anak mereka. Ini adalah tanggung jawab yang mencakup bukan hanya aspek duniawi, tetapi juga aspek akhirat. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan perkembangan dan masa depan anak-anak mereka, bukan hanya dalam konteks kesuksesan dunia, tetapi juga dalam konteks kebahagiaan dan kesuksesan di akhirat.
Sayangnya, terkadang orang tua dapat tergoda untuk memprioritaskan kepentingan pribadi, seperti prestise atau popularitas, dalam mendidik anak-anak mereka. Mereka mungkin melakukan dorongan yang terlihat seakan-akan demi kebaikan anak, padahal sebenarnya bertujuan untuk memenuhi keinginan mereka sendiri. Hal ini adalah kesalahan besar yang harus dihindari.
Dengan memahami peran besar yang dimiliki orang tua dalam membentuk kepribadian anak-anak mereka dan dalam menjalankan tanggung jawab akhirat mereka, kita dapat memastikan bahwa kita mendidik anak-anak kita dengan penuh kesadaran, integritas, dan kesetiaan kepada nilai-nilai agama. Dengan demikian, kita dapat membantu anak-anak kita mencapai sukses sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
Artikel ini telah ditulis ulang oleh redaksi Kabasurau.co.id.
Penulis: Rahmat Ridho | Editor: Syaugi