Kabasurau.co.id. Pulau Pandan, berjarak 22,5 km dari Kota Padang, menjadi keajaiban Taman Wisata Perairan Pieh. Pulau ini, dengan luas 16 hektar, menyuguhkan pesona alam dengan pasir putih dan penangkaran penyu semi alami yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Wali Kota Padang, Hendri Septa, memuji LKKPN Pekanbaru saat melakukan ekspedisi pada Sabtu (11/11/2023). Bersama Sekretaris Daerah Kota Padang, Andree Algamar, mereka mengajak masyarakat ikut serta melestarikan dan melindungi penyu di Pulau Pandan.
Koordinator penangkaran, Ilham, mengungkapkan bahwa sejak 2018, LKKPN Pekanbaru berhasil menyelamatkan 122 ribu telur penyu, dengan sekitar 90 persen berhasil menetas menjadi penyu lokal, terutama penyu hijau. Bulan Mei, Juni, dan Juli menjadi waktu pendaratan dan rilis penyu terbanyak.
Ilham menjelaskan proses penangkaran yang melibatkan pencatatan nomor sarang, jenis penyu, jumlah telur, tanggal penemuan, dan perkiraan waktu menetas. Cuaca dan kondisi panas pasir memengaruhi waktu penetasan telur penyu.
Pendaratan penyu dominan pada malam hari sekitar pukul 02.00-03.00, diikuti oleh pengecekan dan pemindahan telur ke penangkaran pada pukul 04.00-08.00. Meskipun tim Pemko Padang tidak dapat menyaksikan rilis penyu karena terjadi saat matahari terbenam, konservasi penyu di Pulau Pandan tetap menjadi program nasional yang melibatkan partisipasi masyarakat untuk melindungi keberlanjutan spesies ini.
Penangkaran semi alami ini mencatat berbagai informasi seperti nomor sarang, jenis penyu, jumlah telur, tanggal penemuan, dan perkiraan waktu menetas. Faktor cuaca dan kondisi panas pasir turut memengaruhi proses penetasan telur penyu.
Proses pengumpulan telur dilakukan oleh tim penangkaran penyu LKKPN, yang terdiri dari warga lokal Kota Padang, menyisir pantai dari utara ke selatan. Meskipun kunjungan tim Pemko Padang tidak mencakup perilisan penyu, kegiatan tersebut biasanya dilakukan saat matahari akan terbenam.
Ilham menegaskan bahwa konservasi penyu adalah program nasional, dan semua penyu yang ditemukan di Pulau Pandan dilindungi dan tidak dapat dimanfaatkan. Pulau ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga menjadi bagian penting dari warisan alam yang perlu dijaga bersama.