evakuasi pendaki marapiProses evakuasi pendaki di gunung Marapi, Senin (4/12/2023).

Kabasurau.co.id. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan bahwa hingga Selasa (5/12) pukul 22.28 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat Erupsi Gunung Marapi bertambah menjadi 15 orang. Dari jumlah tersebut, sepuluh di antaranya telah teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI), sementara 5 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi di RSUD dr. Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.

Kondisi ini menyebabkan sejumlah 8 pendaki masih belum berhasil dievakuasi, dengan satu orang masih belum ditemukan. Informasi ini dihimpun dari proses evakuasi yang dilakukan pada Selasa (5/12) sekitar pukul 21.20 WIB. Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Penanggulangan Bencana, Bambang Surya Putra, mengonfirmasi situasi ini.

Berdasarkan informasi dari Bambang Surya Putra, dari total 75 pendaki, sebanyak 67 orang telah berhasil dievakuasi hingga malam sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 40 orang selamat dan sudah dipulangkan, sementara 12 orang lainnya mengalami luka-luka dan masih dalam perawatan intensif di RSAM Bukittinggi dan RSUD Padang Panjang.

Proses pencarian dan pertolongan korban erupsi Gunung Marapi masih terus dilakukan oleh tim gabungan meskipun Gunung Marapi telah mengalami 46 kali erupsi. Erupsi terakhir tercatat pada Selasa (5/12) pukul 06.24 WIB dengan amplitudo maksimum 25.1 mm dan durasi 80 detik. Gunungapi dengan ketinggian 2.891 mdpl tersebut masih berstatus waspada atau level II.

BPBD Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar bersama tim gabungan terus memonitor perkembangan erupsi Gunung Marapi untuk mengambil tindakan cepat dalam penanganan evakuasi jika terjadi aktivitas vulkanik yang lebih besar.

Untuk keamanan masyarakat, disarankan agar tidak melakukan aktivitas pada jarak kurang dari 3 km dari puncak Gunung Marapi. Selain itu, masyarakat di 4 kecamatan terdekat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, menghindari menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, serta mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah daerah setempat. Keberlangsungan proses evakuasi dan keselamatan penduduk menjadi prioritas utama dalam situasi ini.