Gunung Marapi SiagaGunung Marapi saat mengeluarkan asap hitam, Kamis (7/12/2023). Foto: Syaugi

Kabasurau.co.id. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia melalui Badan Geologi mengeluarkan surat bernomor 71.Lap/GL.03/BGV/2024 yang menyatakan kenaikan tingkat aktivitas Gunung api Marapi dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga), pada 9 Januari 2024. Keputusan ini didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap aktivitas gunung yang berada di Provinsi Sumatera Barat.

Dalam surat tersebut, terdapat rekomendasi yang diperbaharui sesuai dengan potensi bahaya terkini yang meliputi larangan masuk ke dalam radius 4,5 km dari pusat erupsi, peringatan bagi penduduk di sekitar lembah sungai yang berhulu di Gunung Marapi, serta saran untuk menghadapi potensi hujan abu yang mungkin terjadi. Masyarakat juga diimbau untuk menghindari penyebaran informasi palsu dan selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah setempat.

Gunung Marapi, yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, secara administratif, dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi yang berada di Jl. Prof. Hazairin No. 168, Bukit Tinggi, Provinsi Sumatera Barat.

Erupsi terakhir pada tanggal 3 Desember 2023, yang tercatat memiliki tinggi kolom erupsi sekitar 3000 meter di atas puncak, disertai dengan aliran piroklasik hingga 3 km dari puncak. Hingga saat ini, aktivitas erupsi dan hembusan masih terus berlangsung.

Pengamatan visual dan instrumental pada awal Januari 2024 menunjukkan adanya asap kawah utama dengan intensitas sedang hingga tebal, dengan tinggi sekitar 150-700 meter di atas puncak. Selain itu, data kegempaan mengindikasikan adanya gempa Hembusan, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, dan Tremor Menerus dalam rentang waktu 1-8 Januari 2024.

Evaluasi terkini menyebutkan bahwa pascaerupsi utama pada 3 Desember 2023, aktivitas vulkanik G. Marapi masih tinggi dengan peningkatan gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam, menunjukkan adanya pasokan magma yang terus berlanjut dari kedalaman. Bahkan, indikasi adanya magma di dasar kawah telah berubah dari erupsi tipe freatik menjadi tipe magmatik.

Potensi bahaya yang dapat terjadi meliputi lontaran material vulkanik, aliran lahar, dan bahaya dari gas-gas vulkanik. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap erupsi dengan energi lebih besar serta bahaya yang dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mematuhi larangan memasuki wilayah terlarang, serta selalu mengikuti informasi terbaru dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau melalui aplikasi android Magma Indonesia dan situs web resmi yang tersedia.

Kondisi Gunung Marapi yang masih dalam status Siaga memerlukan kewaspadaan dan kesiapan dari seluruh pihak terkait untuk mengantisipasi potensi bahaya yang dapat terjadi akibat aktivitas vulkanik yang meningkat.