Kabasurau.co.id. Teheran menjadi saksi pertemuan maraton delegasi Indonesia di Sidang Darurat ke-5 Parlemen OKI dan pertemuan perdana Komisi Khusus Palestina Parlemen Asia pada 10-11 Januari 2024. Dipimpin oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, delegasi Indonesia memperjuangkan langkah-langkah konkret untuk mendukung perjuangan bangsa Palestina. Fadli menekankan urgensi implementasi gencatan senjata kemanusiaan dan akses bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, sambil menyampaikan kepedihan situasi di Palestina yang didominasi oleh korban anak-anak dan perempuan.
Pada 10-11 Januari 2024, Teheran menjadi pusat perhatian dunia ketika Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin delegasi Indonesia dalam Sidang Darurat ke-5 Parlemen OKI (Organisasi Konferensi Islam) dan pertemuan perdana Komisi Khusus Palestina Parlemen Asia di Iran. Pertemuan tersebut dihadiri oleh para Ketua Parlemen dari Negara-Negara OKI dan sejumlah delegasi Parlemen negara-negara Asia.
Dalam pertemuan maraton tersebut, Fadli Zon menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap situasi kritis di Palestina. Dalam siaran persnya kepada Parlementaria di Jakarta pada Sabtu (13/1/2024), Fadli menegaskan bahwa pertemuan tersebut bukanlah yang pertama kali, namun, situasi di Palestina terus memburuk, dan tindakan yang diambil tidak boleh menjadi sekadar rutinitas.
“Fadli Zon mengusulkan langkah-langkah konkret yang harus dilakukan Parlemen OKI dan Parlemen Asia dalam upaya mendukung perjuangan bangsa Palestina. Ini bukan pertemuan pertama, sementara situasi di Palestina terus memburuk. Tak boleh sekadar business as usual. Rakyat Palestina menunggu langkah konkret kita,” ujar Fadli.
Fadli Zon menyoroti kedaruratan implementasi gencatan senjata kemanusiaan dan akses bantuan kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan ke Jalur Gaza. Lebih lanjut, ia memberikan gambaran mengerikan tentang situasi di Palestina, dengan lebih dari 70 persen korban meninggal terdiri dari anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 70 persen infrastruktur sipil di Jalur Gaza yang hancur total. Ancaman kelaparan juga menghantui, dan jumlah anak yang terbunuh setiap hari di Jalur Gaza mencapai lebih dari 100.
“Data-data kekejaman Israel luar biasa tak ada bandingan preseden kejahatannya di abad ini. Kita tak punya cukup waktu untuk sekadar berdiskusi. Yang benar-benar dibutuhkan saat ini adalah langkah-langkah konkret sebagai Parlemen,” desak Fadli.
Dalam rangka mendukung perjuangan Palestina, Fadli Zon mengusulkan beberapa langkah konkret. Pertama, Parlemen OKI diminta memberikan dukungan penuh atas permohonan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional. Kedua, mendukung status keanggotaan penuh Palestina di PBB. Ketiga, menolak normalisasi hubungan dengan Israel. Keempat, mendukung gerakan isolasi Israel dari interaksi antarnegara melalui kampanye BDS (Boycott, Divestment, Sanctions). Kelima, mengirim surat resmi ke Inter-Parliamentary Union (IPU) dengan tujuan mendesak penangguhan keanggotaan Israel, menyampaikan kecaman atas standar ganda dan hipokrit sejumlah negara Barat, mendesak reformasi PBB, dan menetapkan Israel sebagai negara teroris dan rezim apartheid.
Turut hadir dalam delegasi DPR yang mendampingi Fadli Zon adalah Wakil Ketua BKSAP DPR RI Gilang Dhielafararez (Fraksi PDI-Perjuangan), Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir (Fraksi PAN), dan Anggota BKSAP DPR RI Syahrul Aidi Maazat (Fraksi PKS). Mereka bersama-sama berkomitmen untuk menjadikan suara Indonesia sebagai bentuk nyata dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.