Kabasurau.co.id. Perairan Laut Merah, Bab El Mandeb, dan Teluk Aden menjadi sorotan utama dalam pemberitaan pasca-serangan terhadap kapal niaga oleh Kelompok Houthi dari Yaman dan ancaman perompak dari Somalia. Dalam menghadapi situasi yang belum kondusif tersebut, KRI Frans Kaisiepo-368 turut serta menjalankan Peran Jaga Perang sebagai langkah proaktif untuk menjaga keamanan dan memberikan rasa aman bagi kapal-kapal berbendera Indonesia.
KRI ini menjalankan misi tersebut dalam rentang waktu 16 hingga 19 Januari 2024, setelah menyelesaikan tugas perdamaian dunia di bawah bendera PBB. Dalam pelayaran menuju tanah air, KRI ini berfungsi sebagai garda terdepan untuk melindungi kapal-kapal berbendera Indonesia, yang memiliki peran strategis sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Sebelum memulai Peran Jaga Perang, dilakukan apel gelar kesiapan untuk memastikan semua sistem dan personel KRI Frans Kaisiepo-368 dalam kondisi optimal. Selama pelaksanaan Peran, KRI ini menjalankan pengawakan sensor, senjata, dan komando kendali yang modern dan terintegrasi. Tingkat kewaspadaan dan kesiapsiagaan dipertahankan pada level tinggi, dengan sniper dan senjata ringan ditempatkan di beberapa titik strategis.
KRI Frans Kaisiepo-368 aktif berkomunikasi dengan kapal perang asing yang tergabung dalam CTF 151 (Counter Piracy) dan CTF 153 (Security Cooperation in Red Sea and Gulf of Aden). Selain itu, kolaborasi informasi dengan pesawat udara militer dan kapal niaga, khususnya yang berbendera Indonesia, dijalankan secara intensif untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif terkait situasi terkini.
“Peran Jaga Perang harus dijalankan dengan tingkat kewaspadaan dan kesiapsiagaan tinggi, dengan tetap memprioritaskan keamanan dan keselamatan. Kami berusaha membangun gambaran taktis udara dan permukaan secara komprehensif sebagai dasar pengambilan keputusan,” tegas Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh, Komandan KRI Frans Kaisiepo-368.
Peran Jaga Perang ini merupakan implementasi perintah dari Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, yang menekankan peningkatan kewaspadaan dan purba jaga bagi setiap KRI. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi perkembangan situasi yang mungkin terjadi saat melintas Laut Merah, Selat Bab El Mandeb, dan Teluk Aden. Dengan kehadiran KRI Frans Kaisiepo-368, diharapkan dapat memberikan rasa aman serta meyakinkan kapal-kapal berbendera Indonesia melalui The Internationally Recommended Transit Corridor (IRCT) saat melintasi Teluk Aden.