Kabasurau.co.id. World Food Programme atau Program Pangan Dunia disingkat WFP didirikan oleh FAO pada 1960. Bermarkas besar di Kota New York, mengungkapkan pada hari Selasa bahwa bantuan makanan yang sangat sedikit telah mencapai bagian selatan Gaza sejak awal konflik, dan risiko kelaparan di kawasan Palestina tetap tinggi.
Serangan Israel yang diluncurkan setelah serangan mematikan oleh militan Hamas di selatan Israel pada 7 Oktober telah menggusur sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza dan menyebabkan kekurangan akut makanan, air, dan pasokan medis.
Sebanyak 25.490 warga Palestina tewas dan 63.354 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, demikian pernyataan dari Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Selasa.
Dalam 24 jam terakhir saja, setidaknya 195 warga Palestina tewas dan 354 terluka, tambahnya.
“Akses ke lokasi yang kita butuhkan di Gaza sangat sulit, terutama di utara Gaza,” kata Abeer Etefa, juru bicara WFP untuk Timur Tengah.
“Bantuan yang sangat sedikit telah mencapai bagian selatan Jalur Gaza… Saya pikir risiko kelaparan di Gaza masih sangat besar.”
Etefa mencatat bahwa ada “batasan sistematis untuk masuk ke utara Gaza, bukan hanya untuk WFP.”
“Ini sebabnya kita melihat orang menjadi lebih putus asa dan tidak sabar menunggu distribusi makanan, karena sangat sporadis,” katanya.
“Mereka tidak mendapatkannya secara teratur, dan mereka tidak memiliki kepercayaan bahwa konvoi-konvoi ini akan datang lagi.”
Kantor kemanusiaan PBB bulan ini mengatakan bahwa pihak berwenang Israel secara sistematis menolak akses ke utara Gaza untuk memberikan bantuan, dan hal ini telah sangat menghambat operasi kemanusiaan di sana.
Israel sebelumnya membantah memblokir masuknya bantuan.
Sejak awal konflik, pengiriman bantuan ke utara Gaza terbatas, dan wilayah tersebut sama sekali terputus dari bantuan eksternal selama beberapa minggu awal konflik.