Kabasurau.co.id. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah pada hari Selasa bahwa Israel tidak akan berhenti berperang di Gaza hingga mencapai “kemenangan mutlak” setelah mengalami jumlah kematian tertinggi dalam satu hari di wilayah Palestina tersebut.
Sebanyak dua puluh empat prajurit tewas pada hari Senin ketika pertempuran sengit berlangsung di selatan dan tengah Jalur Gaza, di mana Israel terus menyerang benteng-benteng terakhir penguasa Gaza, Hamas, dan berusaha membersihkan daerah-daerah dekat perbatasan.
Di salah satu daerah perbatasan itu, 21 prajurit tewas ketika ada ledakan di sebuah bangunan dan membuatnya runtuh.
Netanyahu mengatakan Israel mengalami salah satu hari paling sulit dalam perang ini. “Dem i nama pahlawan kita, demi kehidupan kita, kita tidak akan berhenti berjuang hingga kemenangan mutlak,” katanya.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyatakan belasungkawa untuk keluarga korban pada “pagi yang sulit dan menyakitkan” ini, tetapi Israel tidak akan mundur.
“Perang ini akan menentukan masa depan Israel untuk dekade yang akan datang – kejatuhan prajurit diperlukan untuk mencapai tujuan perang,” katanya.
Militer mengatakan insiden itu tampaknya dimulai ketika granat roket ditembakkan ke tank yang menjaga pasukan yang beroperasi di dalam Gaza, 600 meter dari pagar perbatasan dengan Israel.
Pada saat yang sama, terjadi ledakan di dua bangunan dua lantai tempat mereka meletakkan bahan peledak, yang menghancurkannya.
“Kami masih memeriksa dan menyelidiki detail peristiwa dan alasan ledakan,” kata juru bicara militer Rear Admiral Daniel Hagari.
Dia mengatakan operasi itu dimaksudkan untuk membersihkan perbatasan dari “infrastruktur teroris” dan memungkinkan puluhan ribu pengungsi Israel untuk kembali ke rumah setelah kerusuhan Hamas pada 7 Oktober, yang menghancurkan komunitas di sekitar Gaza dan memicu perang.
Berita mengenai insiden semalam mendominasi liputan media Israel sepanjang pagi, tetapi tidak ada tanda bahwa itu mengurangi dukungan publik terhadap perang.
“Itu mengerikan, itu mengerikan, itu mengerikan. Anda tahu, itu anak-anak laki-laki kita, itu saudara-saudara kita, itu mengerikan – tetapi kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan agar 7 Oktober tidak terjadi lagi,” kata Blima Rhodes di jalan utama di lingkungan Yerusalem tempat tinggalnya.
“Kita harus menghilangkan Hamas dan membuat Gaza aman bagi kita. Jika tidak, kita tidak punya tempat untuk tinggal.”
Israel mengatakan kampanyenya bertujuan untuk menghilangkan Hamas, yang bersumpah untuk menghancurkan Israel, dan memastikan pembebasan lebih dari 130 sandera yang ditahan di Gaza sejak 7 Oktober.
Setidaknya 25.295 warga Gaza tewas akibat serangan dan invasi Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Sebanyak 1.200 warga Israel tewas dalam serangan 7 Oktober, dan militer mengatakan 210 prajurit tewas dalam serangan berikutnya.