Menlu walk outTangkapan layar Menlu walk out dari sidang DK PBB. Foto: Tangkapan layar cuplikan vidio VoA Indonesia

Kabasurau.co.id. Menlu Retno Marsudi mengambil tindakan ekstrem dengan melakukan aksi walk out dalam Sidang DK PBB sebagai bentuk protes terhadap pernyataan kontroversial Netanyahu. Menurut Menlu Retno, pernyataan tersebut bukan hanya berbahaya, namun juga mengonfirmasi niat Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia. Dalam konferensi pers setelah aksi tersebut, Menlu Retno menyatakan bahwa Indonesia tidak akan berhenti memperjuangkan kembalinya keadilan dan martabat bangsa Palestina.

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Sukamta, memberikan apresiasi sikap Menlu walk out dan dukungan terhadap sikap konsisten Kemenlu dalam perjuangan memerdekakan Palestina secara penuh. Sukamta menilai bahwa tindakan Israel terhadap Palestina di luar nalar dan mengusulkan adanya terobosan-terobosan dalam upaya pembebasan Palestina.

“Sikap Israel yang menjajah dan melakukan genosida terhadap Palestina memang di luar nalar, extraordinary, maka harus kita sikapi dan kita lawan dengan cara-cara yang tak biasa, dengan cara-cara yang juga extraordinary,” ujar Sukamta dalam keterangan resmi yang diterima Parlementaria.

Politisi Fraksi PKS ini juga mengusulkan langkah-langkah konkret, termasuk aksi boikot, divestasi, dan sanksi terhadap Israel. Sukamta menekankan perlunya melakukan tindakan ini secara massif dan kompak oleh semua negara sebagai bentuk tekanan internasional terhadap Israel. Meskipun puluhan resolusi PBB telah dikeluarkan, tindakan kekejaman Israel terhadap Palestina terus berlanjut, sehingga dibutuhkan terobosan-terobosan baru dalam lingkup diplomasi.

“Sekali lagi, perlu adanya terobosan-terobosan untuk memerdekakan Palestina secara penuh. Di antaranya aksi boikot, divestasi, dan sanksi harus terus digaungkan dan dilakukan secara massif dan kompak oleh semua negara,” ungkap Sukamta.

Politisi ini juga menekankan bahwa Israel, meskipun dilindungi oleh negara-negara besar pendukung, tidak sekuat yang diduga. Sebagai contoh, Hamas, dengan persenjataan yang tidak lebih canggih, mampu memporak-porandakan Israel. Sukamta menyatakan bahwa Indonesia harus terus melakukan langkah diplomasi dan lobi kreatif kepada negara-negara yang masih mendukung dan melindungi Israel, agar mereka menghentikan tindakan brutal dan kejam terhadap Palestina.