Erupsi MarapiSDN 12 Batang Silasiah berjarak 4,7 kilometer dari kawah merapi, di mana pemerintah telah menetapkan zona merah berjarak 4,5 kilometer dari kawah Marapi. Foto: Syaugi

Kabasurau.co.id. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Agam tengah mengambil langkah-langkah preventif untuk antisipasi dampak erupsi Gunung Marapi, terutama bagi sekolah yang terletak di wilayah yang berpotensi terdampak. Kabid SD Disdikbud Agam, Rezafri Bardi, menyatakan upaya-upaya konkret yang telah dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kelangsungan pendidikan di tengah ancaman bencana alam.

Rezafri Bardi mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi siaga bencana di sekolah yang berada di dua kecamatan terdekat dengan Gunung Marapi, yakni Kecamatan Sungai Pua dan Canduang. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada guru dan murid mengenai langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi situasi darurat.

“Kami ingin memastikan bahwa semua pihak teredukasi dan siap menghadapi situasi yang tidak diinginkan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (29/1).

Langkah berikutnya yang diambil adalah instruksi kepada sekolah dan satuan pendidikan di zona terdekat untuk membentuk tim siaga bencana. Ini dilakukan dengan harapan bahwa sekolah dapat mandiri dalam mengevakuasi peserta didik secara cepat dan aman jika erupsi Gunung Marapi terjadi.

“Keberadaan tim siaga bencana di sekolah diharapkan dapat menjadi langkah proaktif dalam menyelamatkan nyawa siswa dan guru,” tambahnya.

Selain itu, Disdikbud Agam juga telah merancang program pembelajaran daring sebagai alternatif, sehingga pembelajaran tidak terganggu meskipun peserta didik harus belajar dari rumah. Program ini dirancang untuk diaktifkan apabila erupsi Gunung Marapi meningkat, sehingga proses belajar-mengajar tetap berjalan lancar.

Menurut Rezafri Bardi, ada dua sekolah di Kecamatan Canduang dan Sungai Pua yang berada di dekat zona erupsi Gunung Marapi, yakni SDN 10 Batang Silasiah dengan jumlah peserta didik sebanyak 136 siswa, dan SDN 12 Batang Silasiah dengan jumlah peserta didik sebanyak 92 siswa.

“Hingga saat ini, kita terus berkomunikasi dan memantau kedua sekolah ini, serta senantiasa mengingatkan mereka agar selalu waspada terhadap potensi bahaya erupsi Gunung Marapi,” tandas Rezafri Bardi, menekankan pentingnya antisipasi dan kewaspadaan di tengah ancaman alam yang selalu berpotensi mengancam pendidikan dan keselamatan anak-anak sekolah.