Kabasurau.co.id. Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Padang Panjang menunjukkan fluktuasi rendah pada minggu keempat Januari 2024, dengan mencatat angka minus -2,116. Meskipun demikian, harga 48 komoditi secara umum tetap stabil, sementara fluktuasi terjadi pada 16 komoditas yang menjadi sorotan dalam Rapat Koordinasi Penanganan Inflasi pada Senin (29/1).
Rapat tersebut diselenggarakan secara virtual dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan dihadiri oleh Penjabat (PJ) Sekdako, Winarno, beserta pejabat terkait lainnya di ruang VIP Balai Kota. Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Putra Dewangga, memaparkan bahwa harga sejumlah komoditas utama di Padang Panjang relatif stabil, seperti beras kualitas III, tepung terigu Segitiga Biru, daging sapi, cabai merah, dan bawang putih.
Menurut Putra Dewangga, beras kualitas III tetap stabil pada harga Rp15.000/kg, tepung terigu Segitiga Biru Rp13.000/kg, daging sapi Rp141.667/kg, cabai merah Rp49.167/kg, dan bawang putih Rp38.334/kg.
Namun, beberapa komoditas utama mengalami fluktuasi kenaikan harga. Cabai hijau naik Rp333 (0,99%) dari Rp33.667/kg menjadi Rp34.000/kg, sedangkan cabai rawit mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp8.334 (16,67%) dari Rp50.000 menjadi Rp58.334/kg. Kenaikan harga kedua komoditas ini telah berlangsung selama dua minggu berturut-turut.
Di sisi lain, fluktuasi penurunan harga terjadi pada daging ayam broiler yang turun Rp1.000 (-3,37%) dari Rp29.667 menjadi Rp28.667/kg, dan bawang merah yang turun Rp167 (-0,47%) dari Rp35.167 menjadi Rp35.000/kg. Penurunan harga bawang merah ini sudah berlangsung selama empat minggu berturut-turut.
Putra Dewangga menyatakan bahwa kenaikan harga pada cabai hijau dan cabai rawit disebabkan oleh produksi petani yang tidak maksimal dan faktor cuaca buruk akibat musim penghujan di sejumlah daerah sentra. Ia juga menambahkan bahwa produk lokal Padang Panjang terdampak oleh erupsi Gunung Marapi pada lahan pertanian masyarakat.
Menyinggung tentang penurunan harga daging ayam broiler, Putra menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena bertambahnya ayam petelur yang diafkir, tetapi meningkatkan harga telur ayam ras karena penurunan jumlah produksi.
Sebelumnya, Winarno menjelaskan bahwa Pemko secara berkala menggelar Pasar Murah Komoditas Barang Kebutuhan Pokok untuk menjaga kestabilan harga. Operasi pasar dilakukan ketika terjadi kenaikan harga tertentu, seperti harga beras, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya untuk membeli barang dengan harga yang lebih terjangkau.