Kabasurau.co.id. Situasi darurat merambah Gaza dengan pasokan makanan yang terhambat di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, seperti yang diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Kami menghadapi kekurangan serius yang mempengaruhi penyediaan bantuan pangan,” ujar juru bicara WHO dalam sebuah pernyataan.
Pengalaman mengerikan dirasakan oleh pekerja bantuan Mercy Corps yang menyaksikan dua orang tewas akibat kelebihan orang saat pengiriman makanan langka tiba di Gaza utara. “Situasinya sangat mencekam, dan kami butuh bantuan mendesak untuk memastikan bahwa bantuan dapat mencapai mereka yang membutuhkan,” kata salah seorang pekerja bantuan dengan nada prihatin.
Dokter Omar Abu Taha dari Rafah menggambarkan ketidakpastian yang menyelimuti pemakaman puluhan jenazah yang dilepaskan oleh Israel, “Kami tidak tahu di mana mereka terluka atau bahkan nama mereka. Ini adalah masa sulit bagi warga Palestina yang berduka dan kehilangan,” ungkapnya dengan nada kesedihan.
Kabar tidak mengenakkan juga datang dari Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis, yang dilaporkan dikepung oleh pasukan Israel. Bulan Sabit Merah Palestina menyampaikan, “Pasukan Israel menuntut agar dokter dan warga Palestina yang terdislokasi segera dievakuasi dari rumah sakit tersebut.”
Dengan data terbaru yang mencatat setidaknya 26.751 orang tewas dan 65.636 terluka dalam serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober, dan korban tewas di Israel mencapai 1.139 akibat serangan Hamas pada tanggal yang sama, dunia internasional semakin mendesak untuk memberikan bantuan dan mengakhiri konflik ini yang menyebabkan krisis kemanusiaan.
Dalam upaya menanggapi krisis kemanusiaan yang memburuk, WHO dan lembaga bantuan lainnya bekerja keras mengatasi kendala pengiriman. “Kami perlu dukungan global untuk memastikan bantuan dapat mencapai mereka yang membutuhkan,” tandas juru bicara WHO. Situasi ini semakin menyoroti urgensi perdamaian dan solusi berkelanjutan di kawasan tersebut.