Di antara prinsip yang mendasari ajaran Islam adalah pentingnya memberi nafkah kepada keluarga. Sebuah hadis menggambarkan betapa besar pahala yang Allah janjikan bagi mereka yang memenuhi kewajiban ini. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang arti dan keutamaan memberi nafkah sesuai ajaran agama.
“عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دِينَارُ) أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَدِيْنَارُ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ وَدِيْنَارُ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِيْنِ، وَدِيْنَارُ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ، أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ)). (رواه مسلم)”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia bertutur; Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Satu dinar yang kamu infakkan di jalan Allah ﷻ, satu dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan seorang budak, dan satu dinar yang kamu infakkan bagi orang miskin, serta satu dinar yang kamu infakkan kepada keluargamu, maka pahala yang paling besar adalah infak (nafkah) yang kamu berikan untuk keluargamu.” (HR. Muslim)
Dalam Syarah Riyadhus sholihin Bab 36, Rasulullah Muhammad ﷺ menjelaskan pentingnya memberi nafkah kepada keluarga. Hadis yang disampaikan memberikan gambaran bahwa pemberian nafkah kepada keluarga bukanlah sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan ibadah yang sangat utama.
Hadis pertama menggambarkan bahwa pahala terbesar diperoleh dari memberi nafkah kepada keluarga. Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa setiap dinar yang dikeluarkan untuk kebutuhan keluarga akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah ﷻ. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesejahteraan keluarga sebagai bagian dari ibadah.
Pahala dari pemberian nafkah tidak hanya mencakup pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga mempererat ikatan silaturahim dan kasih sayang dalam keluarga. Dengan memberi nafkah, seseorang juga mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan melakukan kewajiban yang Dia perintahkan.
Hadis selanjutnya menegaskan bahwa memberi nafkah bukan hanya kepada keluarga, tetapi juga kepada orang-orang yang berjuang di jalan Allah, seperti para pejuang yang membutuhkan dukungan finansial. Rasulullah ﷺ memberikan contoh bahwa sebaik-baik harta yang dikeluarkan adalah untuk kepentingan keluarga, untuk persiapan jihad, dan untuk membantu sahabat-sahabat yang berjuang di jalan Allah ﷻ.
Dalam hadis terakhir, keutamaan memberi nafkah kepada anak-anak yatim juga diungkapkan. Meskipun tidak secara biologis merupakan anaknya, seorang ibu diberi pahala atas kasih sayangnya yang menggerakkan hatinya untuk memberi nafkah kepada mereka.
Kesimpulannya, memberi nafkah kepada keluarga bukanlah sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan ibadah yang besar di sisi Allah. Rasulullah ﷺ memberikan pengajaran yang mendalam tentang pentingnya menjaga keberlangsungan keluarga dan membantu sesama Muslim dalam memenuhi kebutuhan mereka. Dengan memberi nafkah, seseorang tidak hanya memperoleh pahala di dunia, tetapi juga di akhirat.
Pentingnya memberi nafkah dalam Islam tidak hanya terletak pada pemenuhan kebutuhan materi, tetapi juga dalam membangun ikatan kasih sayang dan silaturahim dalam keluarga dan masyarakat. Dengan mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad ﷺ, kita dapat menjalankan kewajiban ini dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah ﷻ.
Artikel ini telah ditulis ulang oleh redaksi Kabasurau.co.id.