Kabasurau.co.id. Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan sejumlah solusi penanganan bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor yang menerjang sejumlah daerah di Sumatra Barat (Sumbar), Sabtu (11/5/2024). Solusi tersebut dihadirkan menyusul dampak kerusakan yang diakibatkan dari bencana tersebut tergolong besar.
Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, mengungkapkan pemerintah menargetkan proses penanganan darurat dapat berjalan optimal dan cepat, sehingga lokasi terdampak dapat segera pulih dan kembali normal. Hal ini disampaikan Suharyanto usai meninjau enam titik lokasi terdampak, yakni Bukikbatabuah Kabupaten Agam, Pandai Sikek Sepuluh Kota, Lubuk Mata Kuciang, Lembah Anai, Simpang Manunggal, dan Jorong Panti Kabupaten Tanah Datar.
“Hari ini kami meninjau empat lokasi, besok baru rencananya ke pengungsian. Masih dalam kondisi tanggap darurat, sehingga pertama kami ingin pastikan di lokasi terdampak ini agar kondisi kembali normal jadi alat berat kita ingin memastikan sudah bergerak,” ujar Suharyanto, saat meninjau lokasi terdampak di Bukikbatabuah, Kab. Agam dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Rabu (15/5/2024).
Untuk relokasi, kami sedang asesmen, kami sudah memberikan rekomendasi di tahap transisi rehabilitasi rekonstruksi apakah ada relokasi, kalau ada relokasi maka pemerintah daerah menyiapkan lahan dan pemerintah pusat yang akan bangun,” jelas Suharyanto.
Langkah ini sebagai upaya memastikan keselamatan dan keamanan warga, serta memberikan kesempatan memulai kembali kehidupan dengan lebih tenang. Bila relokasi tidak dimungkinkan, kata Suharyanto, maka akan diberikan bantuan untuk perbaikan rumah. Dengan rincian di antaranya Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.
Data mutakhir dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Selasa (14/5/2024) pukul 18.35 WIB mencatat jumlah korban meninggal dunia mencapai 58 orang, sementara korban hilang bertambah dari 27 menjadi 35 orang yang masih dalam pencarian. Selain itu, terdapat 1.543 keluarga terdampak dan 33 orang mengalami luka-luka. Pusdalops dan BPBD setempat masih terus melakukan pengkajian dan pemutakhiran data menyusul masih dilaksanakannya proses pencarian dan evakuasi korban bencana di Sumbar.
Suharyanto menyampaikan bahwa selain pengerahan alat berat untuk membantu menormalisasi kondisi dan pembersihan material banjir dan longsor di area permukiman, pemerintah juga mendorong agar terus dilakukan pendataan terhadap rumah-rumah yang mengalami kerusakan baik rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan.
“Hari ini ada empat lokasi untuk kami lihat langsung agar kemudian bisa ditentukan langkah-langkah selanjutnya. Juga dilakukan pendataan kerusakan mulai dari rumah, fasos, fasum agar bisa segera ditindaklanjuti untuk diperbaiki dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang,” tambah Suharyanto.
Dengan langkah-langkah yang cepat dan terkoordinasi ini, diharapkan Sumatra Barat dapat segera pulih dari dampak bencana yang melanda dan kehidupan warga dapat kembali normal.