HizbullahAsap mengepul dari desa Kfar Kila di Lebanon selatan, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Marjayoun, dekat perbatasan dengan Israel, 18 September 2024. (Foto arsip: Reuters)

Kabasurau.co.id. Indonesia mengecam keras serangan udara Israel ke Lebanon yang dimulai sejak Senin (23/9/2024) dan berlanjut pada Selasa (24/9/2024).

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan resmi di sela-sela Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (24/9/2024) waktu setempat.

“Kita menyaksikan situasi ini dan mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang telah merenggut ratusan nyawa warga sipil, termasuk anak-anak,” kata Retno.

Ia menambahkan bahwa serangan Israel tersebut semakin memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah yang sudah dilanda krisis kemanusiaan.

“Terutama karena kekejaman yang terus dilakukan oleh Israel terhadap bangsa Palestina. Kekerasan dan agresi seperti ini tidak boleh menjadi hal yang normal,” tegas Menlu.

“Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional harus mengambil langkah tegas untuk mendorong de-eskalasi serta menghentikan kekerasan yang terus terjadi,” lanjut Retno.

Serangan tersebut juga berhubungan langsung dengan Indonesia, karena negara ini mengirim kontingen terbesar untuk Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), yakni 1.232 personel.

“Keselamatan mereka menjadi perhatian, tidak hanya bagi Indonesia sebagai negara pengirim, tetapi juga bagi PBB,” jelasnya.

Menlu menegaskan kembali bahwa serangan terhadap Lebanon merupakan bagian dari perluasan konflik utama, yakni kekejaman Israel terhadap Palestina.

Oleh karena itu, ia terus menyerukan gencatan senjata dan pemberian bantuan kemanusiaan di wilayah konflik, khususnya Palestina.

Menurut laporan Pemerintah Lebanon yang dikutip dari Reuters, per Selasa, jumlah korban tewas mencapai 558 orang, dengan lebih dari seribu orang terluka.