Israel hezbollahPostingan X IDF. (IDF)

Kabasurau.co.id. Setelah hampir setahun pertempuran, pada Selasa malam, Israel terlibat dalam perang regional. Dua minggu terakhir yang diwarnai bentrokan antara Israel dan Hezbollah memuncak dengan Iran yang kini memasuki inti konflik, meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke wilayah Israel. Serangan balasan dari Israel diperkirakan akan segera terjadi.

Mengejutkan, serangan Iran ini tidak menimbulkan korban jiwa serius, meskipun banyak rumah di wilayah tengah negara tersebut mengalami kerusakan akibat serpihan rudal, sebagian berasal dari rudal pencegat. Setelah lebih dari satu jam, Komando Home Front mengizinkan warga untuk meninggalkan tempat perlindungan mereka.

Penilaian awal menunjukkan bahwa Iran meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke Israel, sebagian besar berhasil dicegat atau jatuh di area terbuka. Jumlah ini sekitar setengah dari jumlah proyektil yang ditembakkan Iran dalam serangan bulan April, tetapi kali ini proporsi rudal balistik lebih besar sehingga menyebabkan kerusakan lebih parah.

Meski begitu, Iran gagal menembus sistem pertahanan udara regional Israel. Penduduk Israel, terutama yang berada di wilayah tengah, belum pernah mengalami serangan sebesar ini. Namun, disiplin pribadi yang tinggi ditunjukkan oleh warga sipil, dan angkatan udara serta sistem pertahanan udara Israel berhasil menangani serangan ini dengan baik, dibantu oleh Amerika Serikat.

Serangan ini menargetkan beberapa instalasi militer dan keamanan, termasuk pangkalan udara, serta area sipil dengan tujuan menimbulkan korban jiwa dan meneror populasi. Eskalasi terbaru ini membuat perang antara Israel dengan Hamas dan Hezbollah berada di urutan kedua setelah konflik antara Israel dan Iran.

Sementara itu, risiko dalam negeri juga meningkat, seperti terlihat dari aksi teror di Jaffa yang menewaskan enam warga Israel, dan diduga berhubungan dengan serangan Iran. Tel Aviv tidak mengalami serangan teror seberat ini sejak intifada kedua. Serangan tersebut menambah rasa cemas dan ketidakamanan publik, yang bahkan mungkin melebihi serangan rudal balistik.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan bahwa serangan Iran “akan membawa konsekuensi.” Amerika Serikat, yang tengah mendekati pemilihan presiden, kemungkinan akan terseret ke dalam konfrontasi ini, meskipun mereka tidak menginginkannya. Krisis ini akan berdampak luas, tidak hanya bagi keamanan Israel, tetapi juga bagi ekonomi global dan posisi Amerika di dunia.

Beberapa hari lalu, perayaan di Israel atas kematian pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, masih berlangsung. Namun, situasi kini berubah drastis. Israel akan merespons dengan kekuatan besar terhadap serangan Iran, meskipun Iran sendiri belum secara langsung diserang oleh Israel.

Di tengah krisis regional ini, serangan di Gaza, yang sebelumnya dianggap sebagai medan utama, kini jatuh dalam daftar prioritas Israel. Hal ini berpotensi menghambat upaya negosiasi kesepakatan pembebasan sandera yang telah lama tertunda.

Layanan keamanan Shin Bet mengungkapkan upaya pembunuhan terhadap pejabat Israel oleh Iran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Iran diduga menggunakan agen-agen Israel yang direkrut secara daring dengan iming-iming bayaran, bahkan menjalin hubungan dengan dunia kriminal Israel.

Ketergantungan Israel pada Amerika Serikat sangat nyata dalam situasi ini. AS tidak hanya dibutuhkan untuk koordinasi pertahanan udara, tetapi juga untuk pasokan senjata bagi operasi ofensif Israel. Netanyahu, meskipun menyadari hal ini, terus mendorong kebijakan yang bisa menyeret AS ke dalam perang langsung dengan Iran.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kini telah memasuki wilayah selatan Lebanon dalam operasi militer yang diklaim terbatas. Serangan udara Israel dalam beberapa minggu terakhir telah menghancurkan persenjataan Hezbollah, meskipun organisasi tersebut masih memiliki ratusan rudal.

Dalam konteks ini, serangan Iran menandai perubahan besar dalam peta konflik regional, di mana perseteruan antara Israel dan Hamas serta Hezbollah kini berada di posisi kedua setelah ketegangan baru dengan Iran.