serangan Israel HizbullahSmoke billows over southern Lebanon following Israeli strikes, amid ongoing cross-border hostilities between Hezbollah and Israeli forces, as seen from Tyre, southern Lebanon September 23, 2024. (Reuters)

Kabasurau.co.id. Ketegangan yang meningkat di Lebanon akibat serangan Israel terhadap kelompok Hizbullah mendorong desakan agar pemerintah Indonesia segera melakukan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah tersebut. Serangan yang terjadi selama dua hari berturut-turut ini menghantam alat komunikasi milik Hizbullah, menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka, termasuk seorang WNI yang terluka ringan.

Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono, meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk terus memantau perkembangan situasi di Lebanon melalui KBRI di Beirut. “Situasi di Lebanon sangat memprihatinkan, dan kami meminta agar Kemlu, melalui KBRI atau jaringan lainnya, tetap memantau dengan cermat keselamatan WNI di sana,” ujar Dave saat diwawancarai di Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Dave juga menekankan pentingnya langkah cepat dari pemerintah untuk segera mengevakuasi WNI yang berada di daerah terdampak. “Pemerintah harus segera sigap mengevakuasi WNI yang memerlukan bantuan, baik untuk kembali ke tanah air maupun ke lokasi yang lebih aman,” tegasnya.

Sementara itu, perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Israel telah melancarkan serangan darat untuk melawan Hizbullah di Lebanon. Meski mengalami beberapa kehilangan, pasukan IDF (Angkatan Pertahanan Israel) berhasil menghilangkan puluhan pasukan Hizbullah dan menghancurkan lebih dari 100 struktur yang mereka miliki. Dalam serangan mendalam ini, beberapa tentara Israel dari Unit Egoz terbunuh dan terluka akibat serangan mendadak oleh Hizbullah. Tim penyelamat segera merespons tetapi juga dihadapkan pada tembakan langsung dari pasukan Hizbullah.

Divisi ke-98, yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Guy Levy, secara diam-diam memasuki Lebanon selatan pada malam hari antara Senin dan Selasa, melancarkan serangan ke beberapa target sekaligus. Dalam fase awal operasi, divisi ini menggunakan kombinasi serangan artileri, tank, helikopter tempur, dan jet tempur untuk mengeliminasi pasukan Hizbullah di daerah yang sulit dijangkau. Dengan situasi yang semakin memanas, pemerintah Indonesia diharapkan segera mengambil tindakan konkret untuk melindungi WNI di Lebanon, terutama dengan evakuasi ke tempat yang lebih aman demi menghindari risiko lebih besar akibat konflik yang terus bereskalasi.