PBB Israel Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara dalam konferensi pers di depan perbatasan Rafah pada 23 Maret 2024. (Foto: Via RT)

Kabasurau.co.id. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan rudal yang dilancarkan Iran terhadap Israel, setelah sebelumnya mendapat kritik dari Israel karena dianggap gagal melakukannya. Israel secara terbuka menyatakan Guterres sebagai persona non grata akibat hal tersebut.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) meluncurkan sejumlah roket ke arah Israel pada Selasa, sebagai balasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para pemimpin Hamas dan Hizbullah.

“Seperti yang saya lakukan terkait serangan Iran pada bulan April lalu, dan hal ini seharusnya sudah jelas kemarin, dalam konteks kecaman yang saya sampaikan, saya kembali mengutuk keras serangan rudal besar-besaran yang dilakukan Iran ke Israel kemarin,” ujar Guterres di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Rabu.

Guterres juga mengkritik Israel dan Hizbullah atas berbulan-bulan serangan lintas batas yang melanggar kedaulatan Lebanon. Dia menyerukan agar konflik segera dihentikan.

“Sudah waktunya untuk menghentikan siklus eskalasi yang menjijikkan ini,” kata Sekjen PBB. “Siklus kekerasan balas dendam yang mematikan ini harus dihentikan. Waktu semakin sedikit.”

Pernyataan ini disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengkritik keras Guterres karena dianggap gagal “mengutuk dengan tegas serangan keji Iran” serta menuduhnya belum mengecam pembantaian dan kekerasan seksual yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober, atau menyatakan kelompok itu sebagai organisasi teroris.

Israel Nyatakan Guterres Sebagai ‘Persona Non Grata’

Katz juga menuduh Guterres sebagai “noda dalam sejarah PBB” dan mendukung kelompok-kelompok seperti Hamas, Hizbullah, Houthi di Yaman, serta Iran.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, menyatakan bahwa PBB tidak mengenal konsep persona non grata untuk stafnya. Ia juga menggambarkan pengumuman Israel tersebut sebagai langkah politis dan “hanya merupakan serangan lain, bisa dikatakan, terhadap staf PBB.”

Amerika Serikat dan Rusia sama-sama mengkritik keputusan Israel. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyebut langkah Israel dalam briefing harian sebagai tindakan yang “tidak produktif” dan tidak membantu posisi Israel di dunia.

“PBB melakukan pekerjaan yang sangat penting di Gaza. Mereka juga berperan besar di kawasan tersebut. Ketika PBB bertindak sesuai kapasitasnya, mereka dapat memainkan peran penting dalam keamanan dan stabilitas,” jelas Miller.

Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa keputusan Israel secara efektif mengesampingkan PBB dari keterlibatan dalam penyelesaian konflik.

“Kami memahami sudut pandang Israel yang menyatakan bahwa Israel tidak memberikan peran kepada PBB. Situasi di kawasan memang sangat tegang, dan kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri,” ujar Peskov.