Arab Saudi UNRWABendera Arab Saudi (SPA)

Kabasurau.co.id. Pada hari Selasa, Arab Saudi mengecam keputusan parlemen Israel untuk melarang operasi badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, di wilayah Israel dan Yerusalem Timur yang diduduki.

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melalui kantor berita negara SPA, tindakan keputusan parlemen Israel untuk melarang operasi badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, dinilai sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan pelanggaran langsung atas aturan legitimasi internasional, terutama di tengah krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadapi rakyat Palestina.”

“Kami menegaskan penolakan tegas atas praktik-praktik sistematis dan berkelanjutan oleh otoritas pendudukan Israel yang menargetkan badan-badan PBB dan organisasi kemanusiaan. Tindakan ini adalah bagian dari upaya terus-menerus dalam melakukan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina, menghapus identitas Palestina, dan menghalangi upaya mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil,” kata pihak Kementerian.

Saudi juga menegaskan dukungan dan solidaritasnya terhadap misi kemanusiaan UNRWA dalam memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina di berbagai wilayah, terutama karena keberadaan badan ini merupakan hasil dari Resolusi Dewan Keamanan PBB 194 tahun 1948, yang menjadi dasar hukum penting dalam mendukung hak kepulangan bagi para pengungsi Palestina.

Selain itu, parlemen Israel juga melarang pejabat Israel bekerja sama dengan UNRWA dan para pegawainya.

UNRWA telah menyediakan bantuan vital, pendidikan, dan layanan kesehatan di Wilayah Palestina dan bagi para pengungsi Palestina selama lebih dari tujuh dekade. Namun, berbagai badan kemanusiaan, termasuk UNRWA, menuduh otoritas Israel memperketat akses bantuan ke Gaza, yang hampir seluruh penduduknya mengalami pengungsian setidaknya sekali akibat konflik berkepanjangan.

Badan tersebut telah mengalami kerugian besar, dengan sedikitnya 223 stafnya terbunuh dan dua pertiga dari fasilitasnya di Gaza rusak atau hancur sejak konflik dimulai. Di awal tahun ini, Israel menuduh beberapa pegawai UNRWA di Gaza terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, meskipun investigasi hanya menemukan beberapa masalah terkait netralitas tanpa bukti kuat yang mendukung tuduhan utama Israel.