Kabasurau.co.id. Setelah militer Israel melanjutkan serangannya di provinsi utara Jalur Gaza untuk hari ke-26 berturut-turut, menghancurkan rumah-rumah dan layanan dasar serta mencegah masuknya makanan, air, dan obat-obatan, muncul tanggapan dari Amerika Serikat.
AS menganggap serangan tersebut sebagai “serangan yang mengerikan.” Pada hari Rabu, pejabat AS menyatakan bahwa sekutunya, Israel, “tidak melakukan cukup” untuk mengatasi kekhawatiran yang diungkapkan oleh AS setelah serangan di Beit Lahiya yang menewaskan banyak anak-anak.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menjelaskan kepada para jurnalis bahwa pihak Israel belum memberikan cukup informasi dan tidak menjawab pertanyaan yang telah diajukan.
Kejadian ini terjadi setelah serangan pada hari Selasa di Beit Lahiya, yang mengakibatkan runtuhnya sebuah gedung dan menewaskan setidaknya 93 warga Palestina, termasuk sejumlah besar anak-anak, menurut laporan dari pertahanan sipil di wilayah tersebut.
Miller menggambarkan serangan itu sebagai “mengerikan” dan menekankan bahwa AS berupaya mendapatkan jawaban dari Israel, yang sangat bergantung pada dukungan diplomatik dan militer dari AS.
Menjawab pertanyaan mengenai apakah AS telah menerima informasi lebih lanjut dalam beberapa jam terakhir sejak Israel diminta untuk memberikan penjelasan, Miller menyatakan, “Kami mengulangi permintaan ini hari ini. Kami belum menerima penjelasan sampai sekarang.” Ia menambahkan, “Mereka hanya memberi tahu kami apa yang telah mereka sampaikan secara publik, yaitu mereka sedang menyelidiki situasi ini.”
Kota yang Terkena Dampak Perang
Beit Lahiya di utara Jalur Gaza telah digambarkan sebagai kota yang hancur akibat perang dan blokade yang diberlakukan oleh Israel, menurut laporan dari kantor berita Palestina, WAFA.
Kota ini saat ini menghadapi bencana kemanusiaan akibat perang yang berkepanjangan dan blokade, dengan kondisi di sana semakin kritis. Warga di Beit Lahiya kini kehabisan makanan, air, dan fasilitas rumah sakit, serta mengalami kerusakan pada layanan ambulans dan sektor komunikasi.
Pertahanan sipil setempat melaporkan bahwa 93 warga Palestina tewas dalam serangan yang terjadi sebelum fajar pada “rumah keluarga Abu Nasr,” sebuah bangunan lima lantai di Beit Lahiya, dengan sekitar 40 orang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Gambar yang beredar menunjukkan orang-orang berpakaian sipil mengangkut jenazah dan korban luka menggunakan selimut yang berlumuran darah dari lokasi serangan yang tampak hancur. Selain itu, tampak jenazah berserakan di jalanan, dibungkus dengan selimut berwarna, sementara orang-orang berusaha mengenali atau mengucapkan selamat tinggal kepada kerabat mereka.
Rekaman video yang diperoleh Reuters menunjukkan beberapa jenazah yang dibungkus selimut tergeletak di tanah di luar sebuah bangunan empat lantai yang terkena serangan.