zakat-wakaf

Kabasurau.co.id. Kementerian Agama (Kemenag) bersama Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan World Zakat and Waqf Forum (WZWF) 2024 di Jakarta dengan tema “Tatanan Global Zakat-Wakaf Baru.” Forum ini menghadirkan para pemimpin dan praktisi dari 43 negara untuk membahas inovasi pengelolaan zakat dan wakaf di era digital.

Forum dan Pertemuan Tahunan WZWF berlangsung Jumat-Sabtu (1-2/11/2024) di Jakarta Convention Center, bersamaan dengan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). Acara ini didukung oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Dengan tema lengkap “Tatanan Global Zakat-Wakaf Baru: Komunitas Global yang Bersatu Berdasarkan Keadilan, Kasih Sayang, dan Kesejahteraan Bersama,” forum ini dihadiri 250 peserta dari 43 negara anggota. Pertemuan ini mempertemukan para pemimpin dunia, praktisi, pengusaha, serta generasi muda untuk mengeksplorasi masa depan pengelolaan zakat dan wakaf yang lebih inklusif dan inovatif.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam sambutannya menyatakan harapannya agar forum ini mampu melahirkan ide-ide baru untuk mengoptimalkan zakat dan wakaf sebagai solusi berbagai masalah global. “Kita perlu menelaah bagaimana zakat dan wakaf dapat memberikan solusi atas beragam tantangan dunia, termasuk pengentasan kemiskinan,” ujarnya dalam konferensi pers setelah membuka acara pada Jumat (1/11/2024).

Nasaruddin juga menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan zakat dan wakaf. Menurutnya, teknologi digital dapat mendukung transparansi dan efektivitas distribusi dana kepada masyarakat yang membutuhkan. “Dengan teknologi, kita dapat memperluas pengumpulan zakat dan wakaf hingga skala global dan memastikan dana tersebut digunakan secara produktif dan tepat sasaran,” tambahnya.

Menyinggung bonus demografi Indonesia, Nasaruddin mendorong generasi muda untuk terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan zakat dan wakaf yang profesional. “Jika ini berhasil, dampaknya akan sangat signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan jangka panjang,” jelasnya.

Untuk memperkuat peran zakat dan wakaf, Kemenag melaksanakan empat program utama: Kampung Zakat, KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat, Inkubasi Wakaf Produktif, dan Kota Wakaf. Program-program tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan zakat dan wakaf sebagai sarana pemberdayaan ekonomi.

Ketua BWI, Kamaruddin Amin, yang juga menjabat Dirjen Bimas Islam, memperkenalkan Gerakan Indonesia Berwakaf sebagai langkah strategis mengembangkan potensi aset wakaf nasional. Gerakan ini menekankan pilar inklusivitas, keberlanjutan, dan inovasi untuk memaksimalkan manfaat aset wakaf demi kesejahteraan masyarakat.

“Indonesia memiliki 445.410 lokasi tanah wakaf, termasuk ribuan madrasah, kantor KUA, masjid, dan musala. Gerakan ini berfokus pada pengembangan aset tersebut di sektor pendidikan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan. Selain mendukung madrasah, gerakan ini juga mendorong pembangunan rumah sakit, pemberian beasiswa, serta inisiatif wakaf hijau untuk menjaga kelestarian alam,” ungkap Kamaruddin.

Kamaruddin juga mengajak negara dan organisasi internasional untuk bekerja sama memaksimalkan dampak wakaf secara global. Dengan dukungan teknologi digital, pengelolaan wakaf dapat dilakukan secara transparan dan berkelanjutan menuju masa depan yang lebih inklusif dan produktif.

Inovasi dalam pengelolaan zakat-wakaf, seperti wakaf korporasi dan wakaf saham, menjadi perhatian utama dalam forum ini untuk memastikan relevansi zakat dan wakaf di era modern yang penuh peluang investasi. Forum ini juga menampilkan para ahli yang berbagi praktik terbaik, solusi inovatif, serta kerangka kerja terbaru untuk pengelolaan dana zakat dan wakaf.

Acara ini turut dihadiri Menteri Agama Malaysia, Mohd Na’im Mokhtar, serta didukung oleh sejumlah sponsor, di antaranya Bank Mega Syariah, Bank CIMB Niaga Syariah, dan PT Paragon Technology and Innovation.

Mari ikuti saluran WhatsApp Kabasurau.co.id. (Klik di sini) Kini Kabasurau.co.id tersedia di Google Berita, Yuk follow. (Klik di sini).