Marapi SekolahDua orang siswa menyaksikan Erupsi gunung Marapi yang terus berlanjut hingga hari ini semenjak dimulainya erupsi pertama pada tanggal 3 Desember 2023 yang menewaskan 23 orang pendaki. Foto: Syaugi

Kabasurau.co.id. Warga di sekitar puncak Gunung Marapi, Kabupaten Agam, mengungkap kekhawatiran setelah beberapa hewan hutan turun ke permukiman.

Kekhawatiran ini disampaikan oleh Kepala Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Candung, yang menerima laporan dari warga tentang kemunculan hewan-hewan tersebut di sekitar permukiman.

“Kami menerima laporan dari warga dan langsung mengecek ke lokasi. Terlihat beberapa ekor monyet simpai, kijang, hingga beruang madu telah turun ke permukiman,” kata Kepala Desa Bukik Batabuah, Firdaus, pada Kamis (7/11).

Firdaus menyampaikan bahwa warga merasa hal ini sebagai pertanda alam terkait potensi bencana dari Gunung Marapi.

“Ini menjadi kekhawatiran bagi warga, mengingat sebelumnya hewan-hewan gunung juga pernah turun ke permukiman sebelum erupsi besar di awal Desember 2023,” ujar Firdaus.

“Warga melihat kejadian ini sebagai tanda bahwa Gunung Marapi mungkin tidak aman. Semoga yang dikhawatirkan tidak terjadi,” tambahnya.

Saat ini, menurut Firdaus, pemerintah desa hanya bisa melakukan sosialisasi terkait langkah antisipasi dan mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan erupsi atau banjir bandang lahar dingin.

“Kami tidak ingin ada warga yang menjadi korban, baik akibat erupsi maupun banjir lahar dingin yang waktunya sulit diprediksi. Sejauh ini, belum ada instruksi untuk evakuasi,” kata Firdaus.

Ia juga menyebut bahwa sekitar 1.300 jiwa tinggal dalam radius 4 hingga 5 kilometer dari puncak Gunung Marapi dan masih beraktivitas seperti biasa.

Sebagian besar dari mereka adalah petani, penggarap kebun, dan pencari buah-buahan di dalam hutan Gunung Marapi.