Kabasurau.co.id. Akibat curah hujan tinggi sejak Jumat (22/11) hingga Sabtu pagi (23/11), empat nagari di Kabupaten Limapuluh Kota dilanda banjir. Salah satu nagari mengalami banjir bandang.
Banjir bandang terjadi di Jorong Siamang Bunyi, Kenagarian Kubang, Kecamatan Guguak, yang menyebabkan dua orang dilaporkan hilang. Refnizal, 65, ditemukan meninggal oleh Tim SAR Gabungan, sementara istrinya, Yul Efendi, diduga terbawa arus dan masih dalam pencarian.
“Tim SAR Gabungan masih melakukan pencarian korban yang hilang. Banjir bandang terjadi di Siamang Bunyi pada Jumat malam, sekitar pukul 23.40,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Rahmadinol.
Selain satu korban meninggal dan satu yang hilang, delapan rumah mengalami kerusakan berat, dan jalan tertutup pohon serta kayu besar di Jorong Siamang Bunyi.
“Ada juga satu unit ambulans yang terbawa arus pada Jumat malam, serta satu motor dan enam kambing peliharaan yang ikut terbawa banjir,” ujarnya.
Banjir juga melanda Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Sabtu (23/11) sekitar pukul 04.45. Luapan Sungai Batang Mahat merendam lahan sawah dan rumah warga, serta menutup akses jalan Sumbar-Riau selama lima jam.
“Beberapa rumah dan fasilitas umum di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, tepatnya di sembilan jorong, ikut terendam,” ungkap Rahmadinol. Kesembilan jorong tersebut antara lain Jorong Sopang, Jorong Pauah Anok, Jorong Tigo Balai, Jorong Pasar Baru, Jorong Pasar Usang, Jorong Lokuak Godang, Jorong Lubuak Nago, Jorong Banjaranah, dan Jorong Koto Panjang.
Pasca banjir di Pangkalan, BPBD berkoordinasi dengan Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Pemerintah Nagari Pangkalan, Dinas Sosial, dan pihak terkait lainnya. “Setelah air surut, warga mulai membersihkan rumah dan fasilitas umum, sementara pemerintah nagari mendirikan dapur umum bagi warga terdampak yang tidak dapat beraktivitas seperti biasa,” jelas Rahmadinol.
Di Nagari Malintang, banjir terjadi Sabtu (23/11) sekitar pukul 04.00, akibat tingginya debit Sungai Batang Talagiri dan Batang Sungai Manggilang. “Banjir ini menyebabkan dua jorong di Nagari Malintang, yaitu Jorong Pasa dan Jorong Subarang Pasa, terendam,” tambahnya.
Sementara itu, di Nagari Pauh Sangik, Kecamatan Akabiluru, banjir bandang terjadi Jumat (22/11) sekitar pukul 23.00, merusak Jorong Ambacang Kunyik dan Jorong Pauh Sangik. “Banjir di Jorong Ambacang Kunyik menyebabkan kerusakan berat pada satu jembatan, satu hektar sawah warga rusak, dua rumah (tiga KK) terendam, dan satu mushalla juga terendam. Sepuluh hektar sawah warga juga rusak akibat banjir bandang,” ujar Rahmadinol.
Sebanyak 66 KK dengan 217 jiwa terisolasi di Jorong Ambacang Kunyik, sementara di Jorong Pauh Sangik ada 257 KK yang terisolasi. “Saat ini, bantuan darurat sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok warga terdampak. Selain itu, pembersihan fasilitas umum dan jalan yang tertutup material banjir memerlukan alat berat,” ujarnya.
Rahmadinol menambahkan bahwa debit air di beberapa wilayah sudah mulai surut. Warga pun mulai membersihkan rumah dan fasilitas umum mereka. Namun, material banjir bandang yang besar masih membutuhkan alat berat untuk membersihkannya karena tidak dapat diatasi secara manual.