Kabasurau.co.id. Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, memastikan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki segera dimulai. Proyek ini ditargetkan dapat ditempati penyintas sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
Hal tersebut disampaikan Pratikno saat meninjau lokasi pembangunan huntara di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (24/11/2024).
Dalam kunjungan itu, Menko PMK didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Kepala Basarnas Kusworo.
Pembangunan Huntara Korban Erupsi Gunung Lewotobi Dimulai, Rampung Sebelum Nataru
Pratikno menjelaskan bahwa huntara akan dibangun di lahan seluas 11 hektare yang akan menampung sekitar 2.209 penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur.
“Pembangunan huntara ini sangat penting karena kita sudah memasuki musim penghujan. Dengan target sebelum Natal dan Tahun Baru, kami berharap tenaga kerja yang dibantu oleh TNI dapat bekerja cepat,” ujar Pratikno.
Selain pembangunan huntara, pemerintah juga secara paralel melakukan pendataan untuk relokasi penyintas ke hunian tetap (huntap). Lokasi sementara untuk pembangunan huntap direncanakan berada di Botongkarang/Noboleto, Wukoh Lewoloroh di perbatasan Flores Timur-Sikka, serta Kojarobat di Desa Hewa, Flores Timur.
Pratikno menambahkan bahwa pembangunan huntara dan huntap akan dilaksanakan secara bersamaan untuk mempercepat pemulihan bagi para penyintas. “Semua proses ini berjalan secara paralel, baik untuk huntara maupun huntap. Kami berharap semua bisa berjalan sesuai rencana,” jelasnya.
Kepala BNPB Suharyanto menambahkan bahwa 11 hektare lahan huntara terbagi menjadi 9 hektare di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Konga bagian timur dan 2 hektare di barat Konga.
Menurut Hery Setiono, Tenaga Ahli BNPB, setiap unit huntara akan ditempati lima kepala keluarga (KK) dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 18 meter. Setiap rumah huntara akan memiliki satu kamar untuk setiap keluarga, lantai dicor semen, serta konstruksi baja ringan dan atap seng.
Per 23 November 2024 pukul 20.00 WITA, tercatat total 13.240 jiwa terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Dari jumlah tersebut, 5.607 jiwa mengungsi di pos lapangan yang tersebar di enam lokasi, sementara 7.363 jiwa lainnya mengungsi mandiri di rumah keluarga atau kerabat. Bencana ini juga mengakibatkan sembilan korban meninggal dan empat lainnya luka-luka yang dirawat di RSUD Larantuka.
Dengan dukungan penuh pemerintah dan masyarakat, pembangunan huntara diharapkan menjadi langkah awal pemulihan yang lebih baik bagi korban erupsi dan mempercepat pemindahan ke hunian yang lebih aman.