Kabasurau.co.id. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto meninjau progres pembangunan hunian sementara (huntara) yang dikerjakan oleh 200 prajurit TNI di Desa Konga, Kecamatan Titihena, Kabupaten Flores Timur, Rabu (4/12/2024). Peninjauan ini bertujuan memastikan upaya pemerintah dalam fase pemulihan pasca erupsi Gunung api Lewotobi Laki-Laki berjalan sesuai rencana.
Suharyanto menyampaikan apresiasi atas kerja keras para prajurit TNI AD dari Kodam IX/Udayana Batalyon Zeni Tempur 18/YKR yang bertugas membangun huntara untuk 2.100 keluarga. “Mereka prajurit TNI, ada 200 orang, tapi statusnya adalah membantu BNPB. Sekecil apa pun yang mereka perbuat itu demi masyarakat tentunya juga berguna bagi dirinya sendiri,” ujarnya.
Dalam 10 hari sejak dimulainya misi, para prajurit telah melakukan berbagai tahap, seperti pembukaan lahan, pencarian material, hingga proses pembangunan. Kini, progres pembangunan mencakup pengecoran, pembuatan rangka, pemasangan atap, dinding, dan sarana lainnya.
Suharyanto juga memberikan motivasi kepada para prajurit untuk tetap solid dalam menjalankan tugas mereka. Ia berharap solidaritas antara masyarakat dan prajurit TNI dapat mempercepat penanganan bencana, khususnya di fase pemulihan. “Apa yang dilakukan sekecil apa pun itu adalah untuk masyarakat Indonesia dan bagi dirinya sendiri,” tambahnya.
Percepatan Relokasi untuk Warga Terdampak
Suharyanto meminta dukungan Panglima TNI untuk pengerahan personel guna mempercepat pembangunan huntara. Tujuannya adalah agar masyarakat terdampak erupsi tidak terlalu lama tinggal di tenda pengungsian, terutama karena wilayah Flores Timur telah memasuki musim hujan. Di lokasi tersebut direncanakan pembangunan 420 unit rumah kopel, masing-masing untuk lima keluarga, dengan fasilitas seperti toilet, sarana air bersih, dan listrik.
Setelah memastikan progres pembangunan huntara, Suharyanto melanjutkan peninjauan ke lokasi relokasi di Desa Waidoko menggunakan sepeda motor trail. Lahan seluas 20 hektare telah disiapkan untuk Desa Nobo, yang berada di radius aman dari potensi bencana erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki. Lokasi relokasi ini sebelumnya telah ditinjau oleh BNPB bersama Kementerian Perumahan dan Permukiman Indonesia. Lahan tersebut akan menjadi lokasi hunian tetap bagi warga yang tempat tinggalnya saat ini berada di kawasan rawan bencana.
Relokasi dilakukan berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Suharyanto berharap pembangunan hunian tetap dapat segera dimulai. “Lokasi ini bagus. Kemarin sudah ditinjau juga oleh Kementerian Perumahan dan Permukiman Indonesia. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita sudah bisa mulai membangunnya,” tutupnya.