Kabasurau.co.id. Penerbangan pertama dari Bandara Damaskus menuju Aleppo di Suriah utara lepas landas pada Rabu, 19 Desember 2024. Penerbangan ini menandai dimulainya kembali aktivitas udara di negara tersebut setelah penggulingan Presiden Bashar al-Assad, yang sebelumnya menguasai Suriah. Para wartawan AFP melaporkan bahwa pesawat Airbus milik Syrian Air tersebut mengangkut 43 orang, termasuk sejumlah jurnalis yang meliput peristiwa bersejarah ini.
Bashar al-Assad, yang selama bertahun-tahun memerintah Suriah dengan tangan besi, meninggalkan negara itu setelah serangan kilat yang dilancarkan oleh pasukan oposisi pada 27 November 2024. Serangan tersebut berhasil merebut satu demi satu kota-kota penting yang sebelumnya berada di bawah kendalinya, termasuk Damaskus. Hal ini memaksa al-Assad dan pasukannya melarikan diri dari ibu kota.
Pada 8 Desember 2024, pasukan militer dan keamanan al-Assad meninggalkan Bandara Damaskus, menandai berakhirnya kendali pemerintahannya atas fasilitas udara tersebut. Sejak saat itu, bandara tidak beroperasi dan tidak ada penerbangan yang berangkat atau mendarat. Kehadiran penerbangan pertama ini menjadi simbol penting bagi pemulihan negara setelah jatuhnya rezim al-Assad.
Sebagai bagian dari perubahan simbolik yang lebih besar, staf bandara terlihat mengecat pesawat-pesawat dengan bendera kemerdekaan yang terdiri dari tiga bintang, yang telah menjadi simbol pemberontakan yang dimulai pada tahun 2011. Bendera ini kini diadopsi oleh pemerintah yang baru berkuasa, menggantikan simbol yang digunakan selama era kepemimpinan al-Assad.
Di terminal bandara, bendera baru tersebut juga menggantikan bendera lama yang terkait dengan era pemerintahan al-Assad. Perubahan ini mencerminkan perubahan besar yang terjadi di Suriah, yang kini memasuki babak baru setelah bertahun-tahun peperangan dan ketegangan politik. Penerbangan pertama ini menjadi lambang harapan bagi negara yang tengah berusaha bangkit dari reruntuhan konflik panjang yang menghancurkan.