kabasurau.co.id: Surabaya, 9 Agustus 2025 — Pemerintah Republik Indonesia terus memacu transformasi pendidikan melalui Program Sekolah Rakyat, sebuah model sekolah gratis berasrama yang dirancang untuk memutus rantai kemiskinan sekaligus memperluas akses pendidikan setara di seluruh Nusantara.

Tidak sekadar menyediakan bangku sekolah, Sekolah Rakyat kini hadir dengan ekosistem digital meliputi E-Learning Sekolahku, Sistem Informasi Buku (SIBI), Talent DNA Mapping, hingga dashboard pemantauan aktivitas siswa. Digitalisasi ini menopang dua pilar utama: kegiatan belajar mengajar berbasis teknologi dan tata kelola administrasi yang transparan, efisien, serta melibatkan partisipasi orang tua.

“Sekolah Rakyat bukan hanya soal memberi pendidikan gratis, tetapi mempersiapkan generasi literat digital, terampil, dan siap menghadapi masa depan,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos), Robben Rico, dalam acara kolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) lewat Indonesia.go.id Menyapa di Surabaya, Minggu (9/8/2025).

Fasilitas Modern dan Inklusif Setiap unit Sekolah Rakyat dilengkapi ruang kelas modern, laboratorium keterampilan, perpustakaan digital, lapangan olahraga indoor–outdoor, klinik kesehatan, asrama layak huni, kantin bergizi, dan kebun sekolah. Desain sekolah mengutamakan keberlanjutan, dengan minimal 5 persen kuota untuk siswa berkebutuhan khusus.

Para siswa tinggal di asrama, mendapatkan makan tiga kali sehari plus dua snack, layanan kesehatan, perlengkapan belajar, dan laptop untuk pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS). Rekrutmen dilakukan tanpa tes akademik, melainkan fokus pada kondisi sosial-ekonomi, serta dilengkapi pendampingan keluarga.

Menjangkau Seluruh Nusantara Target 2025 adalah 15.370 siswa di 159 lokasi sekolah, didukung 2.807 guru dan 4.442 tenaga kependidikan. Sekolah tersebar dari Sumatra hingga Papua, dengan target penambahan 200 sekolah baru setiap tahun. Sebanyak 53 unit siap diresmikan dalam waktu dekat, termasuk 30 sekolah yang akan diluncurkan pertengahan Agustus.

“Presiden tidak ingin kemiskinan diwariskan. Pendidikan adalah jalannya. Ini cara negara memberikan harapan dan membalik yang selama ini dianggap tidak mungkin,” tegas Robben Rico.

Semua kebutuhan siswa—mulai dari seragam, makan, asrama, hingga peralatan sekolah—ditanggung sepenuhnya oleh negara. Program ini juga membangun karakter siswa melalui pembinaan mental, layanan gizi dan kesehatan, serta pengasuhan asrama 24 jam.

Dukungan Publik dan Literasi Digital Survei nasional menunjukkan 94,4 persen masyarakat mendukung Program Sekolah Rakyat. Mayoritas yakin program ini akan menyetarakan kualitas pendidikan (82,2 persen), menurunkan angka putus sekolah (83,9 persen), dan mengatasi kemiskinan (76,6 persen).

Trilogi nilai Sekolah Rakyat yang diusung adalah Memuliakan Anak, Menjangkau yang Tak Terjangkau, dan Mewujudkan yang Mustahil.

Program ini diperkuat oleh Kemkomdigi melalui portal Indonesia.go.id sebagai wajah digital Indonesia di mata dunia. Forum IGID Menyapa hadir di berbagai daerah, memadukan literasi digital dengan pelatihan jurnalisme publik.

“Portal ini hadir bukan hanya untuk menyampaikan kebijakan pemerintah, tetapi juga untuk mendengar dan belajar dari masyarakat. Kami ingin konten yang dihadirkan membumi, kontekstual, dan mencerminkan semangat gotong royong bangsa,” ujar Nursodik Gunarjo, Direktur Informasi Publik Ditjen Komunikasi Publik dan Media.

sumber: infopublik.id