Kabasurau.co.id : Kairo – Sejumlah negara Arab mengecam pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengaku terikat dengan visi “Israel Raya” (Greater Israel). Mereka menilai ucapan itu sebagai ancaman terhadap kedaulatan negara-negara di kawasan serta berpotensi memicu ketidakstabilan regional.

Netanyahu sebelumnya menyatakan kepada saluran berita i24 bahwa dirinya merasa “sangat terikat” dengan visi Israel Raya. Ia menyebut berada dalam “misi historis dan spiritual” yang berkaitan dengan generasi Yahudi di masa lalu maupun masa depan. Istilah Israel Raya merujuk pada konsep perluasan wilayah Israel hingga mencakup Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan di Suriah, bahkan sebagian wilayah Mesir (Sinai) dan Yordania.

Kecaman Mesir dan Yordania
Kementerian Luar Negeri Mesir meminta klarifikasi atas ucapan Netanyahu, karena dianggap “memicu ketidakstabilan dan menunjukkan penolakan terhadap perdamaian di kawasan.” Mesir menegaskan, jalan menuju perdamaian hanya dapat ditempuh melalui negosiasi dan penghentian perang di Gaza yang bermuara pada pendirian negara Palestina merdeka.

Sementara itu, Yordania menyebut pernyataan tersebut sebagai “eskalasi berbahaya dan provokatif, ancaman terhadap kedaulatan negara, serta pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB.” Yordania menegaskan klaim semacam itu tidak akan memengaruhi posisi Arab maupun mengurangi hak sah rakyat Palestina.

Reaksi Palestina dan Negara Lain
Otoritas Palestina menilai komentar Netanyahu sebagai “pengabaian terhadap hak-hak sah rakyat Palestina” sekaligus “provokasi berbahaya” yang mengancam stabilitas kawasan. Mereka menegaskan komitmen pada prinsip internasional untuk mendirikan negara Palestina merdeka dengan perbatasan 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Kementerian Luar Negeri Yaman menyebut ucapan Netanyahu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi legitimasi internasional dan hukum internasional.” Qatar juga mengecam pernyataan itu sebagai bentuk “kesombongan pendudukan” yang memperpanjang konflik dan melanggar kedaulatan negara lain.

Arab Saudi menolak “gagasan serta proyek ekspansionis” Israel dan menegaskan hak historis rakyat Palestina untuk membentuk negara berdaulat di tanahnya. Liga Arab menilai Israel tengah menunjukkan “kecenderungan agresif dan ekspansionis” yang mengancam keamanan kolektif bangsa Arab.

Sikap Organisasi Regional dan Kelompok Palestina
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memperingatkan bahaya dari retorika kolonial dan ekspansionis tersebut yang dinilai mengancam perdamaian regional maupun internasional. OKI menegaskan kembali hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara di perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Kelompok perlawanan Palestina Hamas menyebut pernyataan Netanyahu menegaskan “bahaya entitas fasis Israel” terhadap negara dan bangsa di kawasan, sekaligus mengungkap agenda ekspansionis yang tidak mengenal batas.

Latar Belakang
Sejak Oktober 2023, militer Israel melancarkan ofensif brutal ke Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 61.700 warga Palestina, hampir setengahnya perempuan dan anak-anak. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang di wilayah tersebut.

Sumber : Middle East Monitor | Weblink : https://www.middleeastmonitor.com/20250814-arab-states-decry-netanyahus-greater-israel-comments/

Redaktur : Hermanto Deli