Kabasurau.co.id : Riyadh – Mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Pangeran Turki Al-Faisal, menegaskan bahwa kerajaan tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel selama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih berkuasa. Ia menyebut Netanyahu sebagai “penjahat perang” yang terobsesi dengan pembunuhan massal.

Dalam wawancara dengan CNN, Pangeran Turki ditanya mengenai peluang normalisasi hubungan Saudi-Israel. Ia menjawab tegas: “Bagaimana mungkin ada yang mengharapkan Arab Saudi menormalisasi dengan seorang kriminal atau maniak genosida seperti itu.”

Menurutnya, tidak ada jalan bagi Arab Saudi untuk menjalin normalisasi dalam kondisi saat ini. Ia menekankan bahwa Riyadh sejak lama telah menawarkan solusi damai melalui Inisiatif Perdamaian Arab, yang hingga kini masih relevan. “Normalisasi tidak akan terjadi sebelum perdamaian tercapai. Inisiatif Perdamaian Arab didasarkan pada resolusi Dewan Keamanan PBB. Hukum internasional seharusnya ditegakkan, bukan diabaikan demi memberi harga bagi seorang psikopat haus darah seperti Netanyahu,” ujarnya dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (19/8/2025).

Pangeran Turki juga menyoroti upaya terbaru yang digagas Arab Saudi bersama Prancis dalam konferensi solusi dua negara di New York bulan lalu. Proposal tersebut mencakup pembentukan otoritas pemerintahan di Gaza, memberi mandat kepada Otoritas Palestina untuk menyelenggarakan layanan publik, membangun kembali kehidupan sipil, serta memberikan harapan baru bagi rakyat Palestina.

“Baru-baru ini, sebagaimana saya sebutkan, kerajaan bersama Prancis dan negara lain telah mengajukan rencana untuk mengakhiri pertempuran di Gaza dan melangkah maju menuju penghentian permusuhan antara Israel dan para tetangganya,” jelasnya.

Menanggapi pernyataan Netanyahu soal visi “Israel Raya”, Pangeran Turki menilai hal itu sebagai upaya membangun citra Israel berdasarkan klaim biblikal. “Netanyahu kini berbicara tentang gambaran Israel yang didasarkan pada kitab suci. Ia bahkan menampilkannya di peta. Itu berarti dari sungai ke sungai, dari Nil hingga Efrat, yang akan terus ia kejar,” katanya.

Sebelumnya, Arab Saudi juga mengecam kebijakan Israel yang disebut sebagai praktik “penghancuran etnis dan kelaparan” terhadap rakyat Gaza. Kerajaan menegaskan bahwa perdamaian hanya dapat dicapai melalui solusi dua negara yang berkeadilan bagi Palestina.

Sumber : Middle East Monitor | Weblink : https://www.middleeastmonitor.com/20250815-former-saudi-intelligence-chief-to-cnn-saudi-arabia-cannot-normalise-relations-with-war-criminal/

Redaktur : Hermanto Deli