kabasurau.co.id: Agam, (22/8/25) – Pemerintah Kabupaten Agam menilai dampak globalisasi dan perubahan iklim mulai menekan pertumbuhan ekonomi daerah. Data terbaru mencatat kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) turun dari 30 persen pada 2019 menjadi 28,26 persen pada 2024. Plt Asisten II Sekretariat Kabupaten (Setkab) Agam, Bapak Welfizar, mengungkapkan salah satu faktor penyebab penurunan kontribusi tersebut adalah bencana galodo yang melanda Agam pada tahun lalu.

“Situasi ini menegaskan urgensi penerapan kebijakan ekonomi hijau dan ekonomi biru untuk memperkuat resiliensi lingkungan sekaligus membuka ruang transformasi ekonomi berkelanjutan,” ujarnya saat membuka Workshop Pembahasan Rancangan Rencana Dasar Kemitraan Multipihak di Aula Bappeda Agam, Rabu (20/8/25).

Selain melemahnya sektor pertanian, angka pengangguran terbuka di Agam juga mengalami fluktuasi. Data 2024 menunjukkan tingkat pengangguran mencapai 4,73 persen, naik tipis dari 4,61 persen pada 2020, dengan dominasi berasal dari lulusan tenaga kerja terdidik.

Menurut Bapak Welfizar, pemerintah daerah telah mulai mengimplementasikan kebijakan ekonomi hijau melalui sejumlah program unggulan. Di antaranya Nagari Creative Hub dan Bangkik dari Surau yang mengintegrasikan nilai agama dan ekonomi. Selain itu, program Sawah Pokok Murah (SPM) turut menjadi langkah konkret dalam mendorong pertanian berkelanjutan berbasis iklim.

“Seluruh kebijakan itu sudah dituangkan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Agam 2025–2029 sebagai pijakan strategis pembangunan daerah,” jelasnya saat memberi keterangan. Rabu (20/8/25)

Workshop yang digelar Pemkab Agam kali ini, kata Bapak Welfizar, menjadi wadah memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan produktivitas pertanian, diversifikasi usaha, serta inovasi teknologi. Fokus pembangunan diarahkan pada sektor bernilai tambah tinggi dan padat karya.

“Kolaborasi multipihak ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan no one left behind, yang juga sesuai dengan filosofi inklusif Minangkabau. Kita ingin percepatan pertumbuhan ekonomi daerah berjalan bersama, tanpa ada yang tertinggal,” tegasnya ketika menutup sesi pembukaan workshop. Rabu (20/8/25)

Ia berharap hasil workshop dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat dalam mewujudkan pertanian serta ketahanan pangan yang tangguh di tengah ancaman perubahan iklim. Workshop ini menjadi momentum awal untuk memperkuat komitmen bersama, agar pembangunan ekonomi Kabupaten Agam dapat berjalan sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan tidak meninggalkan siapa pun.

Sumber: padek.jawapos.com