Washington, 10 September 2025 — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan ketidaksenangannya atas keputusan Israel melancarkan serangan udara ke Qatar pada Selasa (9/9). Trump menegaskan keputusan itu sepenuhnya diambil Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bukan oleh dirinya, dan menilai langkah tersebut tidak menguntungkan baik bagi Israel maupun Amerika Serikat.
Serangan yang ditujukan untuk membunuh pimpinan politik Hamas di Doha itu menewaskan lima anggota kelompok tersebut, termasuk putra dari Khalil al-Hayya, pimpinan Hamas asal Gaza yang hidup di pengasingan. Aksi militer tersebut langsung menuai kecaman luas di kawasan Timur Tengah dan dianggap berpotensi memperburuk ketegangan regional.
Trump mengungkapkan dirinya telah mengarahkan utusan AS, Steve Witkoff, untuk memperingatkan Qatar mengenai serangan tersebut. Namun, menurut Trump, peringatan itu terlambat. Pemerintah Qatar membantah klaim tersebut dengan menegaskan bahwa mereka baru menerima telepon dari pejabat Amerika saat ledakan sudah terdengar di ibu kota Doha.
“Menyerang secara sepihak di dalam Qatar, sebuah negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat yang tengah bekerja keras menengahi perdamaian, tidak akan memajukan tujuan Israel maupun Amerika,” tulis Trump di platform media sosial Truth Social. Meski begitu, ia menilai penghancuran kekuatan Hamas tetap menjadi tujuan yang sah.
Usai serangan, Trump menghubungi baik Netanyahu maupun Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani. Ia meyakinkan pemimpin Qatar bahwa serangan semacam itu tidak akan terulang di wilayah mereka. Trump juga menyatakan penyesalannya terkait lokasi serangan.
Dalam keterangannya kepada wartawan di Washington, Trump kembali menekankan sikapnya. “Saya tidak senang dengan hal ini. Situasi ini tidak baik. Kami ingin para sandera segera dibebaskan, tetapi saya sangat tidak senang dengan cara yang terjadi hari ini,” ujarnya.
Qatar selama ini dikenal sebagai sekutu kuat Amerika di Teluk. Negara tersebut berperan penting sebagai mediator dalam upaya gencatan senjata antara Israel dan Hamas, termasuk pembahasan pembebasan sandera serta rencana penanganan Gaza pascakonflik.
Sumber : Reuters | Weblink : https://www.reuters.com/world/middle-east/trump-says-decision-strike-qatar-was-made-by-netanyahu-not-by-us-president-2025-09-09/