Pembukaan Wisuda Angkatan Kelima
Sebanyak 31 santri Pondok Pesantren Dar el-Iman Padang dikukuhkan sebagai hafiz Al-Qur’an dalam acara akhirussanah angkatan kelima yang digelar Sabtu (21/6/2025) di aula utama pondok. Kegiatan ini menghadirkan pimpinan pondok, orang tua santri, tokoh masyarakat, serta perwakilan pemerintah daerah dan kementerian agama.

Komitmen Pesantren Cetak Generasi Qurani
Mudir Pondok Pesantren Dar el-Iman, Ustaz Muhammad Almunawir, Lc., menegaskan komitmen pesantren dalam membentuk generasi berilmu dan berakhlak mulia. “Pondok Pesantren Dar el-Iman memiliki visi mewujudkan generasi yang qurani, hafal Al-Qur’an, berakidah lurus, beramal, dan berakhlak mulia,” ujarnya. Sejak masuk kelas satu, santri mengikuti daurah tahsin selama 40 hari, kemudian program intensif bahasa Arab yang menjadi bahasa pengantar sehari-hari di pondok.
Yayasan Perluas Program Pendidikan Islam
Ketua Yayasan Dar el-Iman, Ustaz Muhammad Elvi Syam, Lc., M.A., menyampaikan bahwa yayasan terus berusaha mencetak generasi emas bagi bangsa. “Sumatera Barat dikenal mencetak tokoh nasional. Kami berupaya melahirkan kader dai dan ulama melalui SDIT, SMPIT, SMAIT, hingga pondok pesantren. Tahun ini insyaallah kami memulai pembangunan pondok pesantren putri di wilayah Lubuk Minturun,” katanya. Ia juga menyampaikan rasa bangga atas akreditasi dari Universitas Islam Madinah yang diperoleh pada 7 November 2024.

Apresiasi Kementerian Agama Provinsi Sumbar
Perwakilan Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, H. Indra Gunawan, S.HI., memberikan apresiasi khusus. “Pendidikan di bawah Yayasan Dar el-Iman berbeda dari pondok lain. Metode tahsin dan tahfiz mereka sangat baik. Kami meyakini dalam beberapa dekade ke depan Dar el-Iman akan menjadi pusat pendidikan Islam terbesar di Sumatera Barat,” ujarnya.

Sinergi Program Pemerintah Daerah
Camat Kota Tangah, Fizlan Setiawan, S.STP., MM., yang mewakili Walikota Padang, menyoroti sinergi program daerah dengan sistem pendidikan pesantren. “Pemerintah Kota Padang menerapkan syarat hafalan Al-Qur’an untuk jenjang SD dan SMP. Pondok ini telah jauh melampaui target dengan santri yang hafal hingga lebih dari 15 juz,” ungkapnya.
Penampilan Santri dan Penghargaan Prestasi
Acara dimeriahkan dengan penampilan hafalan Matan Baiquniyah oleh santri, drama berbahasa Arab “دَمْعُ الْعَبْدِ عِندَ التَّوْبَةِ” (Air mata hamba di saat taubat), serta pantun Minang dan Arab. Penghargaan diberikan kepada Salim Abdurrahman sebagai santri terbaik dan Kemas Alfajri Aidil Pratama Putra sebagai santri teladan.
Kesan Haru Orang Tua dan Wisudawan
Wali santri, Abdul Shihin, menyampaikan rasa haru. “Tatkala kami menerima pesan bahwa anak kami telah menyelesaikan hafalannya, hati kami menangis terharu. Anak kami kini menjadi hafiz Al-Qur’an,” katanya. Sementara itu, Salim Abdurrahman memberikan pesan inspiratif kepada rekan-rekannya. “Pesantren mengajarkan kita tak hanya hafalan dan kitab, tapi juga takwa, adab, dan keteguhan hati. Saat dunia membuatmu lupa arah, ingatlah kita pernah sujud di sajadah yang sama,” pesannya.
Penutupan dan Hasil Akhir Wisuda
Acara ditutup dengan doa kafaratul majelis dan sesi foto bersama. Sebanyak 31 santri berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz, dua santri di antaranya mendapatkan sanad, dan beberapa lainnya berkesempatan melanjutkan studi ke Universitas Islam Madinah dan STDI Jember.
Reporter : IR | Fotografer: Dicky