Kabasurau.co.id : Kairo, 20 Agustus 2025 – Mesir meningkatkan kekuatan militernya secara signifikan di perbatasan Gaza. Sekitar 40.000 personel militer kini ditempatkan di Sinai Utara, hampir dua kali lipat dari jumlah yang diizinkan dalam perjanjian damai Mesir–Israel tahun 1979. Langkah ini menimbulkan sorotan internasional di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi eksodus massal warga Palestina ke wilayah Mesir.
Menurut sumber militer kepada Middle East Eye, pengerahan besar-besaran ini dilakukan atas perintah langsung Presiden Abdel Fattah el-Sisi setelah rapat bersama Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata dan Dewan Keamanan Nasional. Sumber tersebut menegaskan, Mesir menolak rencana Israel yang dinilai berupaya membongkar kekuatan Hamas di Gaza sekaligus mendorong warga Palestina keluar dari wilayah itu.
Pasukan Mesir kini ditempatkan di sejumlah titik strategis, termasuk di “Zona C” yang berbatasan langsung dengan Gaza. Satuan khusus, kendaraan lapis baja, sistem pertahanan udara, serta tank tempur M60 telah digeser ke kota Rafah, Sheikh Zuweid, hingga sekitar desa al-Joura. Mesir juga telah memberi tahu Israel mengenai mobilisasi ini, meski menimbulkan keberatan dari pihak Tel Aviv terkait jumlah pasukan dan lokasi penempatan yang berada di area terbatas.
“Mesir menegaskan langkah ini murni defensif. Namun, setiap serangan terhadap wilayahnya akan dijawab dengan respons tegas,” kata sumber tersebut.
Peringatan keras juga disampaikan Gubernur Sinai Utara, Khaled Megawer. Dari perbatasan Rafah, mantan kepala intelijen militer itu menyatakan: “Siapa pun yang mencoba mendekati perbatasan kami akan menghadapi balasan yang tak terduga.”
Isu pemindahan paksa warga Palestina ke Sinai kembali mencuat sejak pecahnya agresi Israel di Gaza. Meski wacana ini pernah muncul sejak beberapa dekade lalu, Mesir menegaskan bahwa skenario tersebut merupakan “garis merah”. Presiden Sisi menolak tegas rencana relokasi, dengan menegaskan bahwa solusi bukanlah memindahkan rakyat Palestina dari tanahnya.
Penolakan ini juga bergema di masyarakat lokal Sinai. Para tokoh suku dan anggota parlemen di El-Arish sebelumnya menggelar pertemuan yang menyepakati bahwa wilayah Sinai tidak boleh dijadikan “tanah pengganti” bagi Palestina. “Kami bersama Gaza, tapi bukan dengan mengorbankan tanah dan kedaulatan Mesir,” tegas Sheikh Salama al-Ahmar dari suku al-Tarabin.
Mesir kini menghadapi dilema besar: di satu sisi menjaga keamanan perbatasan dan stabilitas internal, di sisi lain tetap memainkan peran kunci sebagai mediator konflik Gaza. Para analis menilai, hari-hari mendatang akan menjadi ujian bagi kapasitas Mesir, baik dalam menghadapi potensi krisis kemanusiaan akibat eksodus massal maupun menjaga kesepakatan damai dengan Israel.
Meski hubungan politik tengah memanas, Mesir dan Israel masih terikat kerja sama ekonomi, termasuk impor gas alam dan kesepakatan kawasan industri khusus (QIZ). Namun, operasi militer Israel di Gaza—dituding melanggar perjanjian damai dengan menguasai Koridor Philadelphi—menjadikan relasi kedua negara berada di titik terendah dalam beberapa dekade terakhir. (DL/GPT)
Sumber : Middle East Eye | Weblink : https://www.middleeasteye.net/news/egypt-mobilises-40000-troops-sinai-amid-gaza-displacement-fears-source-says
Redaktur : Hermanto Deli | Indonesian Islamic News Agency (IINA)