Kasus Keracunan Massal MBG di Agam, 110 Orang Jadi Korban

29

Kabasurau.co.id: Lubuk Basung Jumlah korban keracunan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus bertambah. Hingga Kamis siang (2/10/2025), tercatat sebanyak 110 orang yang mengalami gejala keracunan, terdiri dari siswa TK, SD, SMP, guru, hingga orang tua.

Bupati Kabupaten Agam, Bapak Benni Warlis, menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus ini. Menurutnya, seluruh biaya pengobatan ditanggung Pemerintah Kabupaten Agam. “Sampai saat ini 110 orang. Itu ada TK, SD, dan SMP. Masih dirawat 31 orang, mereka dirawat di RS Lubuk Basung,” ujarnya di Gubernuran Sumbar, Kota Padang, Kamis (2/10/2025).

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Agam, Ibuk Roza Syafdefianti, menjelaskan bahwa jumlah korban terus bergerak sejak laporan awal. “Data terbaru mencatat 108 korban tersebar di Nagari Manggopoh dan Kampung Tangah. Mereka mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD Lubuk Basung, RSIA Rizki Bunda, dan Puskesmas Manggopoh,” katanya di Lubuk Basung. Kamis (2/10/2025).

Menurut Ibuk Roza, dari 108 korban tersebut, 43 orang masih dirawat di fasilitas kesehatan, sementara 67 orang lainnya sudah dipulangkan karena kondisi membaik. Ia menambahkan bahwa pada Rabu (1/10) malam jumlah korban baru 86 orang, namun bertambah menjadi 110 orang pada Kamis siang (2/10) sekitar pukul 13.20 WIB. “Dari tambahan 22 korban, 14 orang masih dirawat dan sisanya sudah pulang,” jelasnya.

Gejala yang dialami para korban umumnya berupa mual, sakit kepala, hingga muntah-muntah setelah mengonsumsi MBG berupa nasi goreng. Setelah itu, korban mendapatkan penanganan medis di Puskesmas maupun rumah sakit yang telah ditunjuk.

Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kabupaten Agam menghentikan sementara operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal ini dilakukan sambil menunggu hasil rapat evaluasi bersama Badan Gizi Nasional (BGN) di Kota Padang. “Kita juga sudah menghentikan sementara operasional SPPG sambil menunggu keputusan BGN. Pemkab terus melacak seluruh penerima makanan untuk memastikan jika masih ada korban yang belum mendapat pengobatan,” tegas Bapak Benni.

Dengan ditetapkannya status KLB, Pemkab Agam berkomitmen memberikan layanan kesehatan terbaik bagi seluruh korban. Pemerintah daerah juga berjanji melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Sumber: langgam.id | Redaksi: Kabasurau.co.id