Padang GaloSejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri 36 Sungai Limau, menyeberangi Sungai Duku untuk mencapai sekolahnya, Senin (8/1/2024). Foto: Fairuz Syaugi

Kabasurau.co.id. Masyarakat Jorong Padang Galo, Nagari Pilubang, Padang Pariaman, menghadapi kesulitan akses transportasi yang mengisolasi daerah tersebut dari pusat perekonomian. Salah satu kendala utama adalah kekurangan jembatan yang layak untuk menyeberangi sungai Batang Duku, seperti yang diungkapkan oleh Salman (50), salah seorang penduduk setempat.

Menurut Salman, akses ini sangat vital bagi penduduk dan siswa untuk mencapai sekolah, namun jembatan yang ada merupakan hasil dari inisiatif masyarakat, sementara alternatif lainnya memiliki jarak yang lebih jauh sekitar 6 km dengan jalur yang berbahaya.

Kabasurau.co.id melakukan pemantauan di lokasi penyeberangan yang sering digunakan, dan terlihat jembatan beton yang pembangunannya terbengkalai. Pengerjaan jembatan ini dimulai sekitar tahun 2017, namun terhenti akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2019, mengakibatkan kondisi terbengkalainya proyek tersebut.

Dampak dari akses yang tidak memadai tidak hanya dirasakan dalam sektor ekonomi, namun juga berimplikasi pada pendidikan siswa. SDN 36 Sungai Limau, yang menjadi tempat belajar bagi sebagian anak-anak di Jorong Padang Galo dan sekitanya, terkadang sulit diakses karena sungai yang harus disilangkan untuk mencapainya.

Nofian (38), seorang guru di SDN 36 Sungai Limau, menyatakan bahwa ketika sungai mengalami banjir atau arus deras, mereka tidak dapat menyeberang ke sekolah. Situasi semacam ini bahkan dapat menyebabkan libur sekolah selama beberapa hari.

Dalam pandangan masyarakat, satu-satunya harapan adalah pembangunan jembatan yang sudah lama dijanjikan. Wilmayetri (50), seorang penduduk setempat, berharap agar anak-anak bisa bersekolah dengan aman dengan adanya jembatan yang layak.

“Dengan terbangunnya jembatan ini, kami berharap anak-anak bisa bersekolah dengan aman, dan kami dapat melintas dengan lancar. Kami sangat memohon bantuan untuk mewujudkan hal ini,” ungkap Wilmayetri, menegaskan kebutuhan mendesak akan infrastruktur tersebut.