(foto: Diskominfotik Provinsi Sumatera Barat)
Agam (KabaSurau): Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi, diamanahkan untuk menjadi khatib Jumat di Masjid Raya Bayur, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Jumat (30/7/2021).
Moment khutbah tersebut, orang nomor satu di Sumbar itu mengajak jamaah untuk merapatkan shaf (bersatu) dan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 yang sedang melanda saat ini, semangat persatuan, saling bantu dan musyawarah sangat penting untuk diimplementasikan.
“Ciri orang beriman, orang Islam itu ialah saling tolong menolong dalam kebaikan, saling mempersaudarakan. Bukan sebaliknya, memecah belah, iri dengki, itu sifat orang munafik dan orang musyrik,” kata Buya Mahyeldi.
“Falsafah Minang pun sudah mengajarkan kepada kita, ‘duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang’ (duduk sendiri sempit, duduk bersama lapang). Artinya jika kita sendiri, dunia akan terasa sempit, dan jika kita bersama, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan di dunia ini,” sambungnya.
Buya Mahyeldi lantas mengilustrasikan bagaimana perjuangan Nabi Isa Alaihissalam dalam Qur’an surat As-Shaf:14. Ayat ini berkorelasi dengan ingkarnya kaum Nabi Isa. Penolakan dari kaumnya begitu besar. Alih-alih mau menerima dakwahnya, sekedar membenarkan kerasulan Nabi Isa pun mereka tidak sudi. Bahkan mengolok-olok, memfitnah, bahkan merencanakan pembunuhan terhadapanya.
Pada saat genting itulah, Nabi Isa merapatkan barisan menanyakan kepada kaumnya siapa yang akan menjadi penolong agama Allah. Bersedia berkorban secara lisan, perbuatan, juga bersedia mengorbankan jiwa dan harta benda. Ada sahabat-sahabat Nabi Isa yang memenuhi seruan tersebut dengan tulus sehingga diabadikan namanya dalam Al-Qur’an.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah ini menurut Buya sangat banyak, dan salah satunya adalah tentang pentingnya merapatkan barisan dan menguatkan persatuan dalam menghadapi masalah.

Sumber: Diskominfotik Provinsi Sumatera Barat