HIDAYAH ITU MAHAL
Para pembaca yang dimuliakan Allah Subhanahu wa ta’ala..
Kehidupan kita yang kita lalui, tidak sedikit pun kecuali selalu dibawah karunia Allah dan nikmat Allah. Sehingga kita juga selalu memohon kepada Allah agar Allah Subhanahu wa ta’ala selalu membimbing kita. Dan tidak pernah dilepaskan urusan kita kepada diri kita sendiri.
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
” Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Maha Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah seluruh urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sendiri sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).”
Karena kalau seseorang sudah diserahkan Allah kepadanya dirinya sendiri, dia tidak akan bisa melakukan segala urusannya.
Nabi ﷺ yang telah menyampaikan seluruh risalahnya tanpa ada lagi yang sembunyikannya. Karena semua kebaikan telah disampaikan oleh Rasulullah ﷺ dan diajak umatnya untuk kebaikan itu. Semua keburukan telah diinformasikan nya dan telah diberi peringatan kepada umat nya agar mereka menjauhi. Marilah kita bersholawat kepadanya dengan mengucapkan Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ‘aali Muhammad.
Dan beliau ﷺ bersabda :
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا.
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408)
Sholawat Allah kepada Kita adalah maghfirah(ampunan), terutama pada hari jum’at dan malam jum’at.
Para pembaca yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala…
Judul Kita adalah “HIDAYAH ITU MAHAL WAHAI KAWAN”
Untuk apa kita hidup didunia ini..?!
Kita hidup didunia sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ – ٥٦
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.(QS. Adz dzariyat : 57)
Kehidupan kita didunia dan sebab kita diciptakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Sasaran yang kita harapkan adalah keberhasilan akhirat. Bukan keberhasilan dunia.Karena Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلْغُرُورِ.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(Surat Ali-Imran (3) Ayat 185)
Ingat kemenangan yang hakiki dan keberhasilan yang hakiki adalah masuknya seorang kedalam surga.
Kemegahan dunia yaitu ketika seseorang didalam tujuan hidupnya didunia ini dia lupa. Maka ia akan tergiur dan terbawa oleh kemegahan dunia.
Kalau kita contohkan sekolah misalkan, sekolah SMA. Anak-anak yang masuk kedalam sekolah SMA tujuan dia masuk SMA adalah untuk mencapai perguruan tinggi. Maka didalam sekolah itu ada fasilitas untuk mencapai target dia untuk bisa perkuliahan dia ke perguruan tinggi. Disitu ada internet, disitu ada sarana olahraga dan disitu ada pelajaran. Anak-anak yang mengerti tujuan dia masuk sekolah itu, maka dia akan memakai fasilitas tersebut untuk mencapai tujuannya.tapi ada anak-anak yang lupa, yang telah tergiur dengan fasilitas dan dia lupa akan tujuan.
Ketika jam pelajaran dia bermain internet karena ada internet dan dia habiskan waktunya untuk internetan. Internet sebenarnya gunanya untuk membantu dia menjalankan tugasnya ketika si anak selalu mengingat tujuan dia masuk sekolah itu maka dia akan menggunakan fasilitas sekolah tersebut sesuai dengan kadar tujuannya. Maka, begitu juga dengan kehidupan kita didunia ini.
Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan kita untuk mengabdikan diri kita kepada Allah. Dunia adalah tempat kita untuk beramal, akhirat adalah kampung pembalasan. Target kita adalah keinginan untuk masuk kedalam surga sehingga Nabi ﷺ mengajarkan kepada kita semua untuk berdo’a agar mendapatkan surga.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ،
Ya Allah, aku memohon Surga kepada-Mu, dan apa yang mendekatkanku kedalam surga baik itu perkataan dan perbuatan.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari api Neraka, dan apa pun yang bisa mendekatkanku kedalam api neraka baik itu perkataan dan perbuatan.
Dan Nabi ﷺ juga mengajarkan kepada kita untuk berdoa kepada Allah, agar mendapatkan firdaus al a’la. Do’a merupakan bagian iqror seseorang yang akan ditujunya dan yang akan dia capai. Begitu penting dan begitu indah yang kita capai akan tetapi kita melihat rintangan dan halangan jika kita hidup didunia ini baik.
Dan Nabi ﷺ malahan beliau ﷺ mengatakannya jiwa itu akan ditayangkan dengan fitnah, cobaan dan ujian seperti tikar, satu demi satu. Fitnah itu adalah sesuatu kegelapan yang gelap gulita bagi siapa yang tidak mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu wa ta’ala boleh jadi dia akan jatuh kedalam fitnah tersebut. Wallahu A’lam.
===========================
Baca Juga : Guru Adalah Secercah Cahaya
Ceramah Agama Islam : Hidayah Itu Mahal Kawan bersama Buya Muhammad Elvi syam Lc. MA. Kajian Hari Kamis 14 Januari 2016 di Masjid Baitul Ummah, Denpasar Bali
Penulis: Ustadz Rahmat Ridho, S. Ag | Editor: Resma