Keutamaan Bulan Ramadhan(1)


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ.

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Demi Dzat yang jiwa muhammd ada dalam genggaman-Nya, bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum dari minyak kesturi.”


وَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ إِنَّمَا يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِي فَصِيَامُهُ لَهُ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ كُلُّ حَسَنَةٍ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَّا الصِّيَامَ فَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Dan berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Setiap amalan anak cucu Adam untuk mereka kecuali puasa, sebab ia adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dia meninggalkan makan dan minumnya karena Aku,

Maka puasanya untuknya dan Aku yang membalas. Setiap satu kebaikkan akan mendapatkan sepuluh kebaikkan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, dia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”


مَا مِنْ حَسَنَةٍ عَمِلَهَا ابْنُ آدَمَ إِلَّا كُتِبَ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ جُنَّةٌ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Tidak ada kebaikan yang dikerjakan anak Adam kecuali akan ditulis untuknya sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Allah -Azza wa Jalla- berfirman: ‘Kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat dan makanannya hanya karena Aku. Puasa itu perisai.

Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan; satu kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Rabb-nya. Dan aroma mulut orang yang berpuasa sungguh lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak kesturi.”

Setiap satu kebaikkan akan mendapatkan sepuluh kebaikkan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat, Kecuali puasa.


Penjelasan hadist,


كُلُّ حَسَنَةٍ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَّا الصِّيَامَ فَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Setiap satu kebaikkan akan mendapatkan sepuluh kebaikkan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, dia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”

Disini Rasulullah ﷺ bersabda,seluruh kebaikan kecuali puasa akan mendapatkan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Kecuali amalan puasa.amalan puasa tidak dibatasi dilipatgandakan pahalanya, akan tetapi Allah ﷻ membalas nya dengan balasan yang sangat banyak yang tanpa batas.kenapa tanpa batas?

Karena puasa merupakan bagian dari kesabaran.Allah ﷻ berfirman,


……ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ

……Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(Surat Az-Zumar (39) Ayat 10)

Rasulullah ﷺ juga menamai bulan Ramadhan dengan bulan kesabaran. Dan dalam riwayat yang lainnya,Rasulullah ﷺ bersabda, puasa itu setengah dari kesabaran.

Kesabaran ada tiga bagian,

A). Yang pertama, Sabar diatas ketaatan kepada Allah ﷻ.
B). Yang kedua, Sabar dalam meninggalkan segala yang diharamkan Allah ﷻ.
C). Yang ketiga, Sabar diatas takdir yang Allah ﷻ telah takdirkan.
Dan semua kesabaran ini terkumpul didalam orang yang berpuasa. Orang yang puasa, dia sabar didalam menjalani ketaatan kepada Allah ﷻ, dan dia sabar didalam meninggalkan yang diharamkan Allah ﷻ dari syahwatnya,

Dan bersabar dengan sulitnya yang dia rasakan takkala berpuasa seperti rasa haus dan lapar dan lemas badannya.sehingga pahala puasa sama dengan pahala sabar yaitu diberikan balasan tanpa batas.

Dan kesulitan ini merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah ﷻ dan Allah ﷻ akan membalasnya. Sebagaimana Allah ﷻ berfirman menjelaskan orang-orang yang sedang berjihad,


…….ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌۭ وَلَا نَصَبٌۭ وَلَا مَخْمَصَةٌۭ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَطَـُٔونَ مَوْطِئًۭا يَغِيظُ ٱلْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّۢ نَّيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُم بِهِۦ عَمَلٌۭ صَـٰلِحٌ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ

…….Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,(Surat At-Taubah (9) Ayat 120)

Dan dilipatgandakan nya pahala suatu amalan bisa jadi beberapa sebab diantaranya,

a). Kemulian tempat dikerjakannya ibadah tersebut, seperti tanah haram(suci).karena nya dilipatgandakan pahala sholat didua masjid alharamain(Makkah dan Madinah).Rasulullah ﷺ bersabda,


صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ


“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.”

b). Kemuliaan waktu, seperti bulan Ramadhan dan 10 hari pertama bulan zulhijjah.sebagaimana di dalam hadist yang menyebutkan tentang keutamaan Ramadhan dan keutamaan 10 hari pertama bulan zulhijjah, Allah ﷻ berfirman,


وَلَيَالٍ عَشْرٍۢ

Dan malam yang sepuluh,(Surat Al-Fajr (89) Ayat 2)

Para ulama menjelaskannya bahwasanya yang dimaksud didalam ayat tersebut adalah 10 hari pertama bulan zulhijjah.

Allah ﷻ menyandarkan ibadah puasa dengan diri-Nya ﷻ.

Dan maksud hadist,


قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ


Allah ﷻ berfirman: ‘Kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya


Allah ﷻ telah mengkhususkan puasa untuk-Nya,selain dari amalan-amalan yang lainnya. Diantaranya Dikarenakan, kenapa?

1).Yang Pertama, karena di dalam puasa, seseorang meninggalkan berbagai kesenangan dan berbagai syahwat. Hal ini tidak didapati dalam amalan lainnya. Dalam ibadah ihram, memang ada perintah meninggalkan jima’ (berhubungan badan dengan istri) dan meninggalkan berbagai harum-haruman. Namun bentuk kesenangan lain dalam ibadah ihram tidak ditinggalkan.

Begitu pula dengan ibadah shalat. Dalam shalat memang kita dituntut untuk meninggalkan makan dan minum. Namun itu terjadi dalam waktu yang singkat. Bahkan ketika hendak shalat, jika makanan telah dihidangkan dan kita merasa butuh pada makanan tersebut, kita dianjurkan untuk menyantap makanan tadi dan boleh menunda shalat ketika dalam kondisi seperti itu.

Jadi dalam amalan puasa terdapat bentuk meninggalkan berbagai macam syahwat yang tidak kita jumpai pada amalan lainnya. Jika seseorang telah melakukan ini semua –seperti meninggalkan hubungan badan dengan istri dan meninggalkan makan-minum ketika puasa-, dan dia meninggalkan itu semua karena Allah ﷻ, padahal tidak ada yang memperhatikan apa yang dia lakukan tersebut selain Allah ﷻ, maka ini menunjukkan benarnya iman orang yang melakukan semacam ini.

Itulah yang dikatakan oleh Ibnu Rajab, “Inilah yang menunjukkan benarnya iman orang tersebut.” Orang yang melakukan puasa seperti itu selalu menyadari bahwa dia berada dalam pengawasan Allah ﷻ meskipun dia berada sendirian. Dia telah mengharamkan melakukan berbagai macam syahwat yang dia sukai. Dia lebih suka mentaati Rabbnya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya karena takut pada siksaan dan selalu mengharap ganjaran-Nya.

Sebagian salaf mengatakan, “Beruntunglah orang yang meninggalkan syahwat yang ada di hadapannya karena mengharap janji Rabbnya yang tidak nampak di hadapannya”. Oleh karena itu, Allah ﷻ membalas orang yang melakukan puasa seperti ini dan Dia pun mengkhususkan amalan puasa tersebut untuk-Nya dibanding amalan-amalan lainnya.

2). Yang Kedua, puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya yang tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Amalan puasa berasal dari niat batin yang hanya Allah ﷻ saja yang mengetahuinya dan dalam amalan puasa ini terdapat bentuk meninggalkan berbagai syahwat. Oleh karena itu.

Imam Ahmad dan selainnya mengatakan, “Dalam puasa sulit sekali terdapat riya’ (ingin dilihat/dipuji orang lain).” Dari dua alasan inilah, Allah ﷻ menyandarkan amalan puasa pada-Nya berbeda dengan amalan lainnya.

Allahﷻ akan membalas amalan orang-orang yang berpuasa dikarenakan ia meninggalkan makanan dan minuman karena Allahﷻ.

Dan lafazh hadist,


وَأَنَا أَجْزِي بِهِ إِنَّمَا يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِي


dan Aku yang akan membalasnya, dia meninggalkan makan dan minumnya karena Aku,

Berpuasa merupakan ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allahﷻ dengan meninggalkan segala bentuk syahwat baik dari makanan dan minuman dan nikah.

Ada berapa faedah dari meninggalkan syahwat didalam puasa diantaranya,

a).Pertama, dapat mengendalikan jiwa. Rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan.

b).Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allahﷻ. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allahﷻ.

Oleh karena itu, apabila hati tidak tersibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak mengeras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allahﷻ

c).Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya pun gemar berbagi dengan mereka yang tidak mampu.

c).Keempat, dengan berpuasa akan mempersempit jalannya darah. Sedangkan setan berada pada jalan darahnya manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ,


إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ

“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.”

Jadi puasa dapat menenangkan setan yang seringkali memberikan was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh karena itu, Nabi ﷺ menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian

Bau Mulut Orang yang Berpuasa lebih wangi dari pada wangi kasturi.

Lafazh hadist,


وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ.


“Demi Dzat yang jiwa muhammd ada dalam genggaman-Nya, bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum dari minyak kesturi.”

Ganjaran bagi orang yang berpuasa yang disebutkan pula dalam hadits di atas, “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah ﷻ daripada bau minyak kasturi.”

Seperti kita tahu bersama bahwa bau mulut orang yang berpuasa apalagi di siang hari sungguh tidak mengenakkan. Namun bau mulut seperti ini adalah bau yang menyenangkan di sisi Allah ﷻ karena bau ini dihasilkan dari amalan ketaatan dan karena mengharap ridho Allah ﷻ. Sebagaimana pula darah orang yang mati syahid pada hari kiamat nanti, warnanya adalah warna darah, namun baunya adalah bau minyak kasturi.

Harumnya bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah ﷻ ini ada dua sebab:

Yang pertama, Puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Allah di dunia. Ketika di akhirat, Allahﷻ pun menampakkan amalan puasa ini sehingga makhluk pun tahu bahwa dia adalah orang yang gemar berpuasa.

Allah ﷻ memberitahukan amalan puasa yang dia lakukan di hadapan manusia lainnya karena dulu di dunia, dia berusaha keras menyembunyikan amalan tersebut dari orang lain. Inilah bau mulut yang harum yang dinampakkan oleh Allah ﷻ di hari kiamat nanti karena amalan rahasia yang dia lakukan.

Yang kedua, Barangsiapa yang beribadah dan mentaati Allah ﷻ, selalu mengharap ridho Allah ﷻ di dunia melalui amalan yang dia lakukan, lalu muncul dari amalannya tersebut bekas yang tidak terasa enak bagi jiwa di dunia, maka bekas seperti ini tidaklah dibenci di sisi Allah ﷻ.

Bahkan bekas tersebut adalah sesuatu yang Allah ﷻ cintai dan baik di sisi-Nya. Hal ini dikarenakan bekas yang tidak terasa enak tersebut muncul karena melakukan ketaatan dan mengharap ridho Allah ﷻ. Oleh karena itu, Allah pun membalasnya dengan memberikan bau harum pada mulutnya yang menyenangkan seluruh makhluk, walaupun bau tersebut tidak terasa enak di sisi makluk ketika di dunia.

Baca Juga : 3 Bekal Menyambut Ramadhan

===========================
Sumber: Lathaiful-Ma’arif karya Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah ta’la.

Penulis: Ustadz Rahmat Ridho, S. Ag