Kabasurau.co.id. Militer Pakistan telah meluncurkan operasi berbasis intelijen di provinsi Balochistan, menyusul serangan oleh kelompok pemberontak yang menewaskan lebih dari 50 orang dalam pekan ini, menurut pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat.
Dalam pernyataan tersebut, militer menyebutkan bahwa lima pemberontak tewas dan tiga lainnya terluka dalam tiga operasi yang dilakukan di provinsi tersebut.
“Operasi akan terus dilakukan hingga semua pelaku, fasilitator, dan pendukung dari tindakan keji ini dibawa ke pengadilan,” demikian pernyataan tersebut.
Sebelumnya, pemberontak etnis Baloch melakukan serangkaian serangan terkoordinasi yang menyasar target sipil dan militer. Militer Pakistan menanggapi dengan membunuh 21 militan.
Kelompok Baloch Liberation Army (BLA) mengklaim bertanggung jawab atas salah satu serangan paling mematikan mereka dalam beberapa tahun terakhir, sebagai bagian dari upaya mereka untuk memisahkan provinsi yang kaya sumber daya ini. Balochistan adalah rumah bagi proyek-proyek besar yang dipimpin oleh Tiongkok, seperti pelabuhan laut dalam dan tambang emas serta tembaga.
Perdana Menteri Shahbaz Sharif menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk merusak Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), sebuah proyek senilai lebih dari $65 miliar yang bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur jalan, rel, dan pelabuhan di Pakistan sebagai bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) yang diusung oleh Presiden China, Xi Jinping.
Balochistan telah lama menjadi daerah yang tidak stabil, dengan pemberontakan yang terus-menerus berlangsung selama beberapa dekade. Wilayah ini juga menghadapi tantangan dalam menjaga keamanan, terutama dengan adanya kelompok-kelompok bersenjata yang menentang pemerintah pusat dan menginginkan otonomi lebih besar atau pemisahan total dari Pakistan.