Foto AP via Arab News

Kabasurau.co.id. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden terpilih AS Donald Trump membahas “ancaman Iran” dalam sebuah percakapan telepon pada Rabu, di tengah intensifikasi konflik di Gaza dan Lebanon. Kantor Netanyahu mengonfirmasi bahwa pemimpin Israel tersebut mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya dalam pemilu dan menegaskan pentingnya kerja sama mereka untuk memastikan keamanan Israel. Keduanya juga membahas tantangan yang terus-menerus ditimbulkan oleh Iran.

Hezbollah, yang mendapat dukungan dari Iran, mengumumkan bahwa puluhan ribu pejuangnya siap untuk bertempur melawan Israel. Kelompok tersebut menekankan bahwa hasil pemilu AS tidak akan mengubah situasi di Lebanon, di mana perang telah merenggut lebih dari 3.000 nyawa. Dalam sebuah pernyataan, pemimpin Hezbollah Naim Qassem menyatakan, “Apa yang akan menghentikan perang ini adalah medan perang,” menekankan bahwa pertempuran di selatan Lebanon dan serangan lintas perbatasan yang terus berlangsung ke Israel akan menentukan jalannya konflik.

Konflik di Gaza, yang dipicu oleh serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023, terus menghancurkan wilayah tersebut, dengan banyak korban jiwa yang dilaporkan. Hingga saat ini, perang tersebut telah menewaskan lebih dari 43.000 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Seorang warga Gaza, Mamdouh Al-Jadba, mengungkapkan harapannya untuk perdamaian, dengan mengatakan, “Saya berharap Trump menemukan solusi, kami butuh seseorang yang kuat seperti Trump untuk mengakhiri perang ini dan menyelamatkan kami.”

Tindakan militer terbaru Hezbollah termasuk serangan roket dan drone terhadap situs militer Israel, termasuk sebuah pangkalan angkatan laut di dekat Haifa. Sementara itu, serangan udara Israel telah menargetkan Lebanon selatan dan Lembah Bekaa. Meskipun pertukaran serangan ini semakin intens, tekad Hezbollah tetap teguh, dengan Qassem menyatakan, “Kami siap,” sebagai respons terhadap upaya Israel untuk memperpanjang konflik ini menjadi perang kelelahan.

Hezbollah juga menuntut agar tentara Lebanon memberikan jawaban terkait penculikan oleh Israel terhadap seorang yang diduga sebagai operatif senior Hezbollah, yang dianggap sebagai penghinaan terhadap kedaulatan Lebanon. Pasukan Maritim PBB, yang memantau perairan teritorial Lebanon, terlibat dalam penyelidikan insiden tersebut.

Peningkatan eskalasi di Gaza dan Lebanon terjadi pada saat yang sangat penting bagi Israel dan kawasan Timur Tengah. Netanyahu telah menyatakan dukungannya atas kemenangan Trump, memuji itu sebagai “come back terbesar dalam sejarah.” Sementara itu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mendesak Netanyahu untuk mengejar gencatan senjata, yang menandakan kemungkinan adanya perubahan tekanan diplomatik seiring berlanjutnya perang.

Mari ikuti saluran WhatsApp Kabasurau.co.id. (Klik di sini) Kini Kabasurau.co.id tersedia di Google Berita, Yuk follow. (Klik di sini).