Marapi SekolahDua orang siswa menyaksikan Erupsi gunung Marapi yang terus berlanjut hingga hari ini semenjak dimulainya erupsi pertama pada tanggal 3 Desember 2023 yang menewaskan 23 orang pendaki. Foto: Syaugi

Kabasurau.co.id. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Agam mengambil kebijakan drastis dengan meniadakan kegiatan luar ruangan di 38 sekolah yang berada di sekitar Gunung Marapi. Keputusan ini diambil menyusul keluarnya abu vulkanik dari Gunung Marapi yang berdampak pada wilayah sekitarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam, Isra, mengungkapkan bahwa ada 38 unit sekolah yang terdampak erupsi Gunung Marapi, terdiri dari 32 Sekolah Dasar (SD) dan 6 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah siswa mencapai ribuan orang. Dari total tersebut, sebanyak 17 SD dan 3 SMP berada di Kecamatan Canduang, sementara 15 SD dan 3 SMP berlokasi di Kecamatan Sungai Pua.

Isra menjelaskan bahwa kebijakan ini didasarkan pada pendataan yang dilakukan di dua kecamatan yang terdekat dengan Gunung Marapi. Bagi sekolah yang sering terdampak erupsi, kegiatan di luar kelas seperti olahraga, upacara, dan kultum telah dihentikan untuk sementara waktu.

“Walaupun demikian, siswa masih dapat belajar tatap muka dengan ketentuan harus memakai masker ke sekolah,” ujar Isra pada Jumat (19/1). Dia menambahkan bahwa sekolah diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan jika terjadi peningkatan abu vulkanik. Kewenangan tersebut mencakup penghentian pembelajaran, pengurangan jam pelajaran, pemulangan siswa lebih cepat, atau pengumpulan siswa pada tempat yang dianggap aman dan tidak membahayakan.

Kebijakan ini diambil dalam rangka pengurangan risiko dampak erupsi gunung yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan keselamatan siswa. Meskipun situasi di sekitar Gunung Marapi tetap dalam pengawasan, pihak Dinas Pendidikan Agam berharap kebijakan ini dapat memberikan perlindungan maksimal bagi para siswa yang berada di daerah rawan dampak vulkanik tersebut.